13: Secret Love Song

833 92 3
                                    

This fanfic is based on song.

All the characters belongs to J.K. Rowling

We keep behind closed doors
Every time I see you, I die a little more
Stolen moments that we steal as the curtain falls
It'll never be enough

Tubuh Hermione merosot begitu saja di balik pintu. Bahunya naik turun menahan tangis. Hatinya sangat sakit. Hari ini Hermione melihat Draco, lelaki itu sangat rupawan seperti biasanya. Draco hanya berdiri dan tersenyum sedikit tanda sopan kepada beberapa anggota kementrian. Untuk kesekian kalinya, Draco diundang menjadi tamu kehormatan kementrian setelah menyumbang ratusan ribu galleon.

Draco sempat menggenggam tanganya erat saat akan berlalu dari kementrian. Hermione diam. Ia ingin sekali memeluk lelaki itu. Tidak hanya menggenggam tanganya saja. Sungguh.

As you drive me to my house
I can't stop these silent tears from rolling down
You and I both have to hide on the outside
Where I can't be yours and you can't be mine

Draco mengantarnya sampai kedepan flat. Ia tidak masuk. Lucius dan Narcissa menjadwalkan makan malam mewah seperti biasanya. Draco mencium Hermione dengan hati-hati sebelum Ia pergi. Sementara Hermione memeluk dan menyandarkan kepalanya ke dada Draco, tempat yang paling nyaman untuknya.

Mereka sangat mencintai satu sama lain. Hermione seolah tak rela melepaskan Draco pergi, Ia ingin Draco bersamanya. Menemani malamnya yang dingin, menemani Hermione membaca buku. Menemani Hermione menata flat mungilnya. Atau apapun. Hermione ingin sekali selalu bersama Draco.

Draco hanya tersenyum lemah. Ia selalu berusaha untuk bisa menemani Hermione beberapa hari dalam minggunya. Tapi, tetap. Keduanya ingin menginginkan hal yang lebih. Draco selalu menyalahkan dirinya meskipun Hermione tidak pernah menyalahkanya. Hal terbaik yang bisa Draco lakukan hanyalah memeluknya erat saat ini dan menciumnya.

Why can't I hold you in the street?
Why can't I kiss you on the dance floor?
I wish that it could be like that
Why can't it be like that? 'Cause I'm yours
Why can't I say that I'm in love?
I wanna shout it from the rooftops
I wish that it could be like that
Why can't it be like that?

Draco memandangi Hermione yang tampak cantik dengan balutan gaun berwarna merah. Seperti biasa, Ia tersenyum kepada semua orang yang berusaha mengajaknya mengobrol. Berbeda sekali dengan Draco.

Draco menghela nafasnya, lelah. Hari ini pernikahan Blaise dan Luna, seharusnya Ia bisa mengajak Hermione berdansa seperti pasangan normal lainya. Seharusnya Ia bisa menciumnya diantara seluruh tamu yang hadir. Tapi mereka tidak bisa.

Draco nyaris frustasi. Begitu pula Hermione. Mereka saling mencintai satu sama lain tanpa tau harus bagaimana. Malfoy yang angkuh, Draco yang takut, dan Hermione yang merasa tak mampu. Mereka hanya menikmati perasaan mereka berdua tanpa ada yang tahu. Begitu dan selalu begitu saja.

It's obvious you're meant for me
Every piece of you, it just fits perfectly
Every second, every thought, I'm in so deep
But I'll never show it on my face

Draco menyusuri wajah Hermione yang terlelap disampingnya. Ia memegangi jemari Hermione yang sangat pas bertemu dengan jemari besarnya. Sesekali Draco mengecup jemari dan kening Hermione dengan penuh kasih sayang. Entah apa yang terjadi di masa lalu, entah apa yang terjadi pada mereka di masa lalu. Draco meyakini satu hal, Hermione adalah yang terbaik untuknya. Apapun yang terjadi.

Draco lelah harus bersembunyi dibalik betapa besar cintanya terhadap Hermione. Ia lelah harus berpura-pura Ia tidak mencintai Hermione dengan seluruh jiwa. Ia lelah. Ia hanya ingin semua orang tahu. Dia dan Hermione adalah satu. Mereka saling memiliki. Sudah.

A Poem Titled You.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang