06 : Realita yang sebenarnya

132 27 0
                                    

"Aku tau kita tidak mungkin, lalu kenapa kita tetap memilih untuk bersama?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku tau kita tidak mungkin, lalu kenapa kita tetap memilih untuk bersama?"

---

Nathan benar-benar membangunkan Alura tepat pukul 12, dan gadis itu langsung terbangun dan segera mengambil air wudhu. Setelahnya gadis itu langsung memakai hijab yang memang ia siapkan.

Alura menunaikan sholatnya ditengah perjalanan, sementara Nathan menatap Alura yang begitu khusu dan tenang dalam ibadahnya. Sejenak membuat Nathan terdiam lalu menghembuskan nafas begitu berat.

Ia memegang kalung salibnya sepanjang Alura menunaikan sholat dzuhurnya. Begitu besar perbedaan keduanya, Nathan sadar itu sejak awal tapi dia pun tidak akan pernah bisa melepaskan Alura. Dengan alasan apapun, dengan cara apapun.

Nathan melirik Alura yang kini tengah mengangkat kedua tangannya sembari memejamkan matanya. Alura tampak bersinar di mata Nathan, dan gadis itu benar-benar menjadi berkali lipat indah.

Alura mengusap wajahnya selepas ia membuka tangannya, mengadu yang tengah ingin ia adukan saat ini. Ntah Tuhannya mendengar doanya kini atau tidak, yang pasti ia benar-benar ingin mengadukan semuanya apalagi perihal dirinya dengan Nathan yang berbeda.

"Kamu cantik banget Al dengan hijab itu,"

Alura memegang hijabnya, lalu tersenyum, "Semua wanita akan bertambah kecantikannya jika menutup aurat mereka, tapi aku belum siap Nath,"

Alura melepas hijabnya , melipatnya kembali lalu memasukkan ke dalam tas kecilnya.

Nathan hanya mengangguk, menampilkan senyum tipisnya lalu pemuda itu kembali fokus pada game online yang tengah dimainkannya hingga atensinya teralihkan kembali karena ponselnya menerima sebuah panggilan.

"Pangeran Nathan paling tampan disini," sautnya.

Alura sejenak menoleh, dahi berkerut kecil. Apa Nathan selalu mengawali pembicaraan seperti itu ke semua orang. Yah memang tidak salah sih, Nathan memang tampan--sangat-- tapi apa perlu pemuda itu terlalu percaya diri seperti itu. Alura tersenyum kecil seraya menggeleng pelan.

"Udah punya SIM kan kamu?"

"Oke sip, bawa yang mana aja deh dek punya kamu boleh, punya kakak juga boleh."

"Iya ini udah dibawa pesenan kamu semua, tau ga koper kakak penuh sama pesenan kamu tau!" hardiknya namun pemuda itu tertawa pelan.

Alura bisa melihat Nathan begitu menyayangi adiknya. Yah tidak heran sih, bahkan Alura yang belum bertemu orangnya saja sudah merasa sedikit kenal, mengingat Nathan sering sekali menceritakannya.

[S1D] My Star || Na Jaemin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang