RIDDLE - END

6.7K 656 104
                                    

Selamat membaca
Jangan lupa vote, komen dan follow
.
.
.
.
.

"Kau siapa?" Tanya gadis cantik yang mengenakan scarf dan juga mantel panjangnya. Lisa bangkit, dengan wajah cengengnya. Menatap kearah wanita yang tampak jauh lebih dewasa darinya. Wanita itu melihat bunga diatas makam, lalu menatap kearah Lisa.

"Ahh.. jadi minggu lalu kau yang meletakkan bunga disana?" Sambungnya, membuat Lisa mengusap wajah dan mengangguk sendu kearahnya.

"Terimakasih, sudah datang waktu itu. Karena aku sibuk bekerja, jadi akhir-akhir ini aku tidak bisa datang kesini" Lisa menarik nafas sesaknya, kemudian menghela kasar.

"Tapi, siapa kau? Apa kau temannya Jennie?" Lisa diam, ia tak tau harus menjawab apa.

"Chogi.." wanita itu melambaikan tangannya didepan wajah Lisa, membuat Lisa seketika tersadar dari lamunan singkatnya.

"Ne" jawab Lisa

"Ne? Ahh.." angguk wanita itu, tetapi ia kembali menatapi pakaian Lisa.

"Sudah lima tahun dia pergi, mengapa dia memiliki teman yang masih sekolah. Apa dia berteman dengan anak-anak smp saat itu? hah.. mwollayo" batin nya, kemudian ia berjongkok, meletakkan sebuket bunga keatas makam Jennie.

"Jen-- anniya. Unnie" panggil Lisa, membuat wanita itu langsung mendongak kearahnya.

"Ne?"

"Kau ini siapa? Apa kalian kembar" wanita itu tersenyum tipis, kemudian mengangguk. Lisa kembali diam, memberi ekspresi sendu. Yang seketika membuat wanita itu mendesah kasar.

"Waeyo? Mengapa kau sangat sedih? Dia sudah pergi lima tahun yang lalu, harusnya kau tegar dan bisa mengikhlaskannya.." ucapnya, malah membuat air mata Lisa kembali mengalir. Ia mengusap air mata nya dengan kasar, sehingga membuat wanita itu berdiri menghadap kearahnya. Tinggi mereka setara, karena wanita itu memakai heels.

"Jangan menangis, dia akan sedih jika melihat mu seperti ini"

"Unnie-hiks hiks"

"Hm?"

"Boleh aku memelukmu?" Pinta Lisa dengan air mata yang terus jatuh dan bibir bawah yang tertekuk bergetar. Wanita itu memberikan senyum teduh, kemudian merengkuh tubuh Lisa yang tengah rapuh. Ia memeluk, sembari mengusap punggung Lisa. Walau ia tak mengenali Lisa, ia memberikan kenyamanan dan membiarkan Lisa menangis didalam pelukannya.

"Lisa-ya"

"Hm?"

"Apa aku seperti bunga itu?"

"Apa maksudmu?"

"Jika dia gugur, apa dia akan tumbuh kembali disitu?"

"..."

"Jika aku pergi, apa aku akan kembali padamu?"

"Ne, kau akan kembali padaku"

"Jinjja?"

"Hm, ayo kita pulang"

Tangis Lisa semakin pecah, ia mengeratkan pelukannya. Sampai-sampai membuat wanita itu bingung dan menghela nafas.

Tak ingin berdiri disana terlalu lama, wanita itu memutuskan untuk membawa Lisa kesebuah cafe terdekat, meninggalkan makam Jennie dengan dua boneka dan dua buket bunga diatas makamnya. Beberapa menit saat Lisa beranjak pergi, salju pun kembali turun. Berjatuhan dan menumpuk diatas ranting pohon, serta diatas makam Jennie. Boneka yang diletakkan oleh Lisa seketika saja menghilang, meninggalkan dua buket bunga itu disana, turunnya salju seakan memberi pertanda, bahwa Jennie melihat semuanya dan ia telah mengambil kedua boneka miliknya..

RIDDLE - [JENLISA] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang