Part 11

9.2K 949 238
                                    

Tw : rape, sexual assault

Happy Reading


Hari ini seperti yang sudah Donghyuck janjikan pada Jesie, bahwa dia akan menemani gadis itu untuk check up kehamilannya ke dokter obgyn kenalan ayahnya yang ternyata, tanpa sepengetahuan Donghyuck ayahnya telah menghubungi dokter itu semalam untuk membuat janji check up kehamilan dari gadis malang yang mengandung darah dagingnya.

Kalau mau mengikuti keinginannya sebenarnya Donghyuck belum siap, bahkan tidak akan pernah siap menerima kenyataan bahwa bayi yang dikandung Jesie adalah keturunannya, tapi mau bagaimana lagi sudah cukup dirinya bermain-main selama ini dan inilah upah dari hasil perbuatan bejatnya.

Dengan wajah penuh lebam serta badan yang terasa remuk redam, Donghyuck mengendarai mobilnya menjemput Jesie di apartmentnya. Mereka berdua hari ini memutuskan untuk tidak masuk kelas dulu dan untungnya mata kuliah Donghyuck hari ini hanya ada dua saja dan masing-masing hanya dua SKS (Satuan Kredit Semester) jadi dirinya tidak terlalu terbebani untuk tidak masuk kelas hari ini, ya meski dia sering juga membolos tapi tetap saja Donghyuck kadang masih memikirkan nasib nilainya nanti.

Di depan apartment dengan nomor A101 pada pintunya, Donghyuck menekan bel apartmen tersebut berulang-ulang namun karena tuan rumah tidak juga kunjung membukakan pintu apartmentnya, dirinya menekan password untuk membuka pintu apartment itu dan yah terbuka tentu saja, ternyata gadis itu belum mengganti passwordnya.

Langkah kaki Donghyuck melangkah dengan pelan ke dalam apartment yang sudah tidak asing baginya, kepalanya celingak-celinguk mencari keberadaan pemilik apartment.

"Jes?" panggil pemuda berkulit eksotis itu, namun tidak ada tanda-tanda bahwa pemilik apartment ada disini.

Donghyuck berjalan ke arah dapur namun tetap saja di sana tidak ada keberadaan gadis cantik itu.

"Nih anak kemana sih anjing, nyusahin banget" gerutu Donghyuck dengan melangkah ke tempat terakhir yang belum di lihatnya yaitu kamar gadis itu.

Helaan nafas pelan Donghyuck hembuskan saat membuka pintu kamar tersebut, di atas ranjang sedangnya, gadis itu tertidur dengan pakaian rapih yang sudah terpasang pada tubuh rampingnya dan juga sedikit polesan make up pada wajah cantiknya.

"Jes?" panggil Donghyuck pelan sambil mengoyang bahu sempit gadis itu dengan lembut.

Dan seketika itu juga mata yang sebelumnya terpejam terbuka perlahan, lalu kepalanya menengok kesamping menatap pria tampan yang merengguh sambil menatapnya dengan wajah tampannya sudah dipenuhi banyak lebam.

"Eh, Chan muka kamu kenapa kok penuh lebam gini?" Jesie mendudukan tubuhnya di atas ranjang, tangannya menyentuh wajah penuh lebam pria bermarga Lee itu dengan pelan. Takut menambah perih luka yang terukir diwajah si tan.

Namun tangannya di tepis dengan pelan, "Udah siapkan, ayo berangkat biar cepet" ucap Donghyuck dingin, lalu berdiri dari posisi jongkoknya tadi, berjalan ke luar meninggalkan gadis itu yang menatapnya dengan pandangan sendu.

"Chan, aku obatin dulu ya biar lukanya cepet sembuh" sekali lagi Jesie menawarkan untuk mengobati luka lebam yang memenuhi wajah tampan pria bertubuh jangkun itu.

"Gak usah sok peduli deh, udah di obatin bibi juga semalem, mending lo gerak cepet, biar gue bisa ketemu Renjun" setelahnya Donghyuck langsung keluar dari apart itu tanpa menunggu Jesie terlebih dahulu.

Nafas kasar gadis cantik itu hembuskan, lagi-lagi hanya Renjun yang pria itu pikirkan, sakit sebenarnya kalau dipikirkan untuk bertahan di sisi pria berkulit tan itu dalam kondisi seperti ini, namun mau bagaimana lagi jika tidak begini Donghyuck pria yang dicintainya tidak akan pernah sepenuhnya menjadi miliknya.

Near (HyuckRen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang