24. We Meet Again

15.7K 1.7K 541
                                    

"Hyunjin, lihat aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hyunjin, lihat aku. Apa aku sudah terlihat tampan?"

Hyunjin terkekeh. "Tampan? Jangan bercanda, kau tidak tampan."

Jaemin mengerucutkan bibirnya sedih. Tidak senang dengan jawaban yang Hyunjin berikan.

"Jangan sedih seperti itu. Kau memang tidak tampan. Tapi kau manis." Hyunjin mengacak-acak rambut Jaemin gemas.

"Ah jangan. Rambutku jadi berantakan." Ucap Jaemin sambil membenahkan tampilan rambutnya yang berantakan karena ulah Hyunjin.

"Cepatlah Na. Setengah jam lagi acaranya di mulai."

"Iya iya, sebentar." Jaemin memanyunkan bibirnya karena Hyunjin sedari tadi memaksanya untuk bergerak lebih cepat.

Cuph...

Jaemin membelalakkan matanya saat Hyunjin mengecup bibirnya sekilas. Aneh, tidak ada perasaan menggebu-gebu saat melakukan nya dengan Hyunjin. Padahal jika Jeno melakukan hal yang sedikit manis saja, rasanya jantungnya seperti akan meledak.

"Jangan pasang wajah seperti itu. Kau mengundang nafsuku."

"A-apa?"

"Sudahlah ayo, sayang~" Hyunjin menarik tangan Jaemin dan menggenggam nya erat. Keluar dari apartemen untuk menuju basement. Dimana mobilnya terparkir.

*****

Jaemin mengedarkan pandangannya kesekitar. Dia sangat suka dengan konsep pernikahan outdoor seperti ini. Terlihat elegan walaupun sederhana.

"Kau suka dengan konsep nya?" Tanya Hyunjin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau suka dengan konsep nya?" Tanya Hyunjin.

Jaemin mengangguk antusias. Dia jadi teringat pernikahan nya dengan Jeno. Sangat-sangat sederhana. Hanya dilaksanakan di gereja kecil dengan tamu undangan yang sedikit, kerabat dan rekan kerja terdekat Jeno.

Walaupun begitu, hari itu tetap menjadi hari terbahagia nya. Jaemin selalu mengingat bagaimana Jeno dan dirinya mengucap janji suci di hadapan pendeta. Bertukar cincin, dan mencium satu sama lain. Ah, sungguh hari yang tidak bisa ia lupakan.

My Pain! • NoMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang