55. Malam

758 239 33
                                    

Tidak banyak reaksi dari seorang cowok ketika tahu gebetannya sudah punya pemilik hatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak banyak reaksi dari seorang cowok ketika tahu gebetannya sudah punya pemilik hatinya.

Iya sih kadang suka retweet tweet galau, bikin status whatsapp dengan kata-kata mellow, atau mendengarkan lagu-lagu galau. Namun intensitasnya tidak sesering cewek pas lagi patah hati.

Dalam satu tahun Aji sudah patah hati dua kali. Pertama karena diputuskan Laura yang mau balikan sama mantannya sebelum pacaran dengan Aji dulu. Dan sekarang gara-gara Nina yang sudah terang-terangan mengaku memiliki hubungan dengan Bayu.

Mengetahui fakta itu rasanya hati Aji seperti disetrum dengan tegangan tinggi.

Lagi-lagi Aji bingung sejak kapan dia merasakan sesuatu yang lebih pada Nina. Semuanya berjalan terlalu biasa sampai-sampai dia tidak merasa kalau perasaannya berubah.



"Tumben lo ke sini." Babeh Jaya keluar dari rumah duduk di kursi teras tempat dimana Aji nongkrong sejak setengah jam yang lalu.

"Kangen sama Babeh," jawab Aji asal.

Babeh Jaya cuma mencibir karena tahu keponakannya yang satu ini bohong. Mana ada kangen kalau hampir tiap hari ketemu. Apalagi selama ini Aji jarang main ke rumah tiba-tiba kecuali lagi ada urusan atau disuruh bundanya menyampaikan sesuatu ke Babeh Jaya.

"Bambang kemana, Beh?" tanya Aji.

"Bambang Bambang, dia abang lo!" tegur Babeh Jaya.

"Nggak enak Beh manggil Bang Bambang, kayak ada yang ganjel di tenggorokan."

Babeh memilih tidak menggubris jawaban itu. "Ya ginilah Ji kalau anak udah gede-gede, mereka punya kesibukan sendiri. Mamat tinggal sama bininya, Dimas sibuk ngerjain skripsi di kamar dari sore nggak keluar-keluar, Bambang kelayapan mulu kagak bisa dipegang buntutnya. Babeh mah selalu gini, udah ditinggal ibunya Mamat, sekarang ditinggal anak-anak yang sibuk sendiri."

Mendengar curhatan Babeh Jaya rasanya membuat Aji merasa kasihan. Beliau yang sehari-harinya terlihat ceria ternyata merasa kesepian. Aji jadi merasa bersalah jarang main ke rumah pamannya ini.

"Kenapa ke sini? Berantem sama anak-anak?" Babeh Jaya kembali ke pertanyaan awal.

"Enggak Beh," jawab Aji datar.

"Kagak bisa lo bohong sama orang tua. Kelihatan banget itu muka lo. Tampang-tampang bermasalah."

Sejujurnya, dia ke sini memang ingin lari dari masalah hatinya yang merasa sakit setelah pengakuan Bayu tadi. Karena di kamar jadi merasa lebih galau, jadi dia memutuskan pergi ke sini.

"Lu kalau ada masalah jangan lari, Ji. Selesein bareng sama anak-anak," ujar Babeh Jaya menasihati. "Udah lama tinggal bareng masa nggak bisa nyelesein masalah secara dewasa."

Helaan napas Aji terdengar panjang. "Enggak ada masalah sama mereka kok Beh. Masalahnya ya saya sendiri."

Tatapan Babeh Jaya menyipit memandang curiga pada keponakannya. "Muka lo kok kusut banget, ada apa sih?"

Perfect HousematesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang