bagian 7

8 1 0
                                    

"kamu menyukaiku?" Tanya Mikaila dengan mata yang masih terpejam. Max kemudian menatap arah lain. Mikaila membuka matanya, dilihatnya Max yang terlihat salah tingkah.

"Hahaha... Bercanda Max. Kenapa kamu malah salah tingkah begitu"

"Kalau aku menjawab, mungkin aku menyukaimu bagaimana?" Mikaila berhenti tertawa.

Beberapa detik...

"Hahah bercanda..."

MIKAILA POV

"(Memukul lengan Max) dasar"

"Ayo pulang sudah sore ini. Nggak dapat ikan juga" aku berjalan mendahuluinya.

"Hei, tunggu!!" Teriaknya.

Bisa-bisanya dia bercanda seperti itu. Kalau benar kamu menyukaiku, aku akan sangat berterima kasih. Tapi, kali ini aku benar-benar kesal Max.

Tiba-tiba saja dia merangkul ku.

"Apaan sih?!" (Menghempas tangan Max)

"Hei, jangan ngambek dong" lalu dia menggendongku.

"Max!! Kamu sudah gila ya?! Turunkan aku!!"

"Nggak! Ayo kita makan, lalu pulang"
....

Rumahku.

"Makasih ya".

"Iya salam untuk orang tua kamu. Aku pamit pulang"

"(Mengangguk) hati-hati Max" (melajukan scooter bututnya)

....

   Hari ini kami melaksanakan UAS. Sembari menunggu pergantian jam jadwal UAS, aku duduk sendiri di taman dan kembali mempelajari catatan mapel UAS berikutnya.

   Tiba-tiba seseorang memberiku susu kotak dan roti. Dengan cepat aku memegang tangan orang itu.

"Doni?!!" Pekik ku terkejut melihat orang itu. Dia adalah orang yang dulu membully Max. Kenapa dia berada di kampus ini? Lalu dia duduk di depanku.

"Jadi, kamu juga orang yang di perpus waktu itu?" Dia mengangguk.

"Kenapa kamu memberikan ini padaku? Apa ada yang mau kamu sampaikan?"

"Aku.. aku mau minta bantuan kamu agar Max mau menemui ku"

"Hah? Buat apa? Mau membully Max lagi? Apa selama 6 tahun masih kurang?"

"Bukan. Aku cuma... Mau minta maaf". Aku terdiam, seraya mengamati Doni. Tubuhnya terlihat kurus dan wajahnya pucat. Dan juga rambutnya terlihat menipis.

"Kamu benar mau minta Maaf sama Max?"

"Iya. Aku serius"

"Aku nggak janji Don. Tapi akan aku usahakan. Asal kamu tahu, Max bukanlah Max yang dulu"

"Hehehe.. iya. Terima kasih karena kamu sudah membantuku. Oh ya, habiskan ya susu dan rotinya. Semangat UAS." Katanya. Dia memberikan nomor ponselnya lalu pergi.

....

Pulang kuliah.

Aku mengirim pesan pada Max agar menemui ku di Cafe. Tentu saja itu hanya akal-akalanku agar Max mau kesana dan bertemu Doni.

  Tak lama, Max datang. Aku melambaikan tangan. Dia melihat ku dan Doni. Lalu dia berbalik keluar Cafe. Aku pun mengejarnya.

"Max. Tunggu!" (Memegang tangan Max)

"(Menghempas kasar) kenapa kamu dengan orang itu?!" Dia terlihat sangat marah.

"(Memegang tangan Max) Maaf, Max. Dia meminta bantuan ku agar bisa mempertemukan dia dengan kamu. Ada yang ingin dia katakan. Ayo kesana dulu"

"(Mendengus) nggak. Aku sudah muak. Kenapa harus bertemu dengannya?!"

"Max!! Kali ini dengarkan dia. Dia benar-benar tulus. Aku janji Max"

Mikaila Max (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang