Pendekatan

658 23 0
                                    


Bayu telah bersiap untuk pergi, dia memakai pakaian santai celana jeans pendek selutut dengan kaos polos berkerah warna hitam dengan logo bergambar kuda di bagian dada sebelah kiri dan rambut sedikit dijambul keatas. Sangat cool dan tampan pastinya.

Aini kekamar setelah menaruh bekas sarapan tadi, dilihatnya Bayu sudah siap untuk pergi.
Aini di buat terpesona oleh suaminya itu.

"Ehem..ngapain kamu liatin aku kaya gitu,,?" kata Bayu

"Eh,,, anu ka, itu,,?" jawab Aini tergagap bingung.

"Anu, itu, apa?" kata Bayu lagi

"Eh itu, kakak mau kemana?" tanyanya kikuk.

"Kan tadi aku udah bilang kalo kita mau pergi, gimana sih?" jawab Bayu pura-pura kesal.

"Oh,,iya maaf Ka, aku lupa.. " jawab Aini pura-pura lupa, padahal sebenernya dia ingat hanya saja dia terlanjur malu karna tertangkap basah sedang memandang Bayu.

"Yasudah aku tunggu dibawah, kamu bersiaplah, dandan yang cantik dan pakai baju yang bagus dan jangan lama-lama, mengerti,,?"

Aini menjawab dengan menganggukkan kepala. Bayu pun segera berlalu keluar, sedangkan Aini justru bingung memikirkan mau pakai baju apa.

"Aku kan ga punya baju bagus, gimana ini?" kata Aini bingung.
Sejenak Ia melamun,, lalu teringat baju pemberian almarhumah Ibunya terakhir kali sebelum meninggal.

Aini akhirinya memakai baju pemberian mendiang Ibunya tersebut, gamis berwarna merah muda dengan kerutan di bagian ujung lengan dan jilbab dengan warna senada, dipadu sepatu flat  dengan motif bunga satu-satunya yang ia punya, itupun sama pemberian mendiang Ibunya yang telah tiada.
Wajahnya hanya ia poles dengan bedak padat dan hanya memakai lipbalm untuk bibirnya. Walaupun make up sederhana Aini terlihat cantik sekali.

Tak lama pintu kamar terbuka.

"Kamu kok lama banget sih, kan udah aku bilang jangan lama-lama." kata Bayu pada Aini.

"Iya maaf Kak, Aini tadi bingung mau pakai baju apa, karena Aini ga punya baju bagus untuk pergi" jawabnya sambil menunduk.

"Hmmm,,,yasudah, Ayok kita pergi.." ajak Bayu sambil menarik tangan Aini.

Aini sangat grogi tangannya dipegang oleh Bayu, sampai-sampai tangannya terasa dingin.

"Duh kenapa ya ini hati aku ko berdebar gini, Ya Allah jangan biarkan hati aku Jatuh cinta padanya, aku takut" ucap Aini dalam hati.

Bayu tetap menggandeng tangan Aini, bukan tanpa alasan Bayu melakukan itu, karena dibawah ada mama dan Papanya sedang menonton televisi.

"Mau kemana kalian?" tanya Pak Wijaya seolah tak suka melihat anak semata wayangnya menggandeng Aini

"Bayu mau jalan-jalan sama Aini keluar sebentar, Kasian Aini selama ini dirumah terus, benarkan Ma?" tanya Bayu pada Mamanya.

"Ya sayang pergilah, Selamat bersenang-senang". Jawab Bu ayu memberi restu, sedangkan Pak Wijaya hanya diam lalu membuang muka

"Kami pergi dulu Ma, Pa" pamit Bayu
Aini hanya mengangguk pada Bu Ayu seolah meminta izin juga.
Bu Ayu membalas anggukan Aini dengan tersenyum.

Mereka segera berlalu, Bayu membukakan pintu mobil untuk Aini karena Aini pasti akan duduk dibelakang jika Bayu tak membukakan pintu mobilnya.

"Gak usah Kak, Aini duduk dibelakang aja,,"

"Terus kamu fikir Aku supir kamu gitu didepan sendirian,? sudah masuk, aku ga mau dibantah.!" kata Bayu jutek

Pengantin PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang