Bagian 12

23.1K 4.1K 210
                                    

Sampe ketemu hari rabu❣️

•••

Seorang cowok bak patung hidup berjalan menyusuri koridor yang sepi. Hal ini karena masih jam pelajaran, tadi Pak Jongdae tidak masuk, jadi dapat jamkos.

Lino berjalan sembari memasukkan kedua tangannya di saku kantong. Lino bersikap sangat tenang sampai akhirnya ia mendengar suara bercampur dengan iringan piano dari ruang musik.

Langkahnya langsung terhenti begitu saja. Ia tau betul pemilik suara ini. Suara yang baru saja kemarin ia dengar. Suara yang begitu sopan masuk ke telinganya diiringi dengan lantunan piano. Suaranya kelewat merdu.

"Lo bisa main piano?"

Suara Lino spontan mengehentikkan aktivitas Hana yang sedang bernyanyi sembari bermain piano. Hana benar-benar dikejutkan dengan kehadiran Lino yang tiba-tiba.

Hana langsung berdiri dan berniat bergegas pergi dari sana, namun lengannya ditahan oleh Lino.

"Lepas!" Sentak Hana tanpa melihat mata Lino.

Lino menaikkan sebelah alisnya." Lo belum jawab pertanyaan gue."

Hana terus memberontak, berusaha terlepas dari Lino. Namun sama sekali tak bisa. Lino mencengkramnya dengan sangat kuat.

"Lepas gak!" Lagi-lagi Hana memberontak sambil mendorong bahu cowok itu. Hasil nya pun sama, tak ada kemajuan sedikit pun.

Lino menatap Hana untuk beberapa detik, sampai akhirnya ia melepaskan secara pasrah.

Hana memegangi lengannya yang terasa agak sakit, sembari menatap sinis Lino yang hanya menatapnya datar.

"Duet."

"Hah?"

Hana mengerutkan alisnya tak mengerti. Tiba-tiba saja anak itu tersenyum dan mendadak mengatakan ' duet'. Bukankah tidak masuk akal?

"Gue mau duet ama lo."

Tatapan Lino kelewat teduh di situasi saat ini. Hana baru melihat Lino tersenyum. Ia belum pernah melihat senyuman Lino sebelumnya.

Dan satu fakta lagi, bahwa Lino jarang tersenyum. Ralat, hampir tidak pernah.

"G-gue balik." Hana gelagapan ditatap seperti itu oleh Lino.

"Eitss."

Dengan cepat, Lino kembali menahan lengan Hana, namun kali ini tidak terlalu erat.

"Gue suka suara lo. Gue suka juga pas lo main gitar kemaren. Bisa kan main gitar lagi? Gue juga ikut nyanyi. Kita duet..."

•••

"Eh, si Hana kemana? Baru aja mau nyuruh dia beliin makanan," kata Changbin sambil mencari-cari sosok perempuan yang tidak ada di kelas.

"Mana gue tau," balas Bangchan lalu duduk di tempatnya.

Sementara disana, Jeongin melirik sana sini mencari keberadaan Hana dan memang, Hana tidak ada disini. Pikirannya jatuh pada kejadian tempo hari.

Tadi malam Jeongin tidak bisa tidur nyenyak memikirkan Hana bersama dengan anggota Itzy lainnya. Apakah Hana teman dekat mereka? Tapi bagaimana bisa? Hana hanya orang miskin dan yatim piatu.

"Mikirin apaan lo! Ngayal mulu dari tadi! Tutup noh mulut lo, kemasukan Bangchan baru tau rasa," tegur Jisung sambil melemparkan buku tulis ke wajah Jeongin.

Spontan Jeongin menutup matanya dan terbangun dari khayalannya.

"Ngapa gua dibawa-bawa anjis!" Bangchan nyolot dan memelototi Jisung.

Bully You | Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang