8

606 47 39
                                    

.

.

.

Terima kasih bagi kalian semua yang selalu dukung ff ini. Jujur sebenarnya saya tidak percaya diri sama ff ini. Tapi melihat banyak dukungan dari kalian, membuat saya terharu...

So, enjoy and happy reading!

Warning : Typo!

.

.

.

Hari ini memasuki satu tahun Donghae tidur. Semua orang sudah terbiasa, lebih tepatnya membiasakan diri atas ketidakhadiran Donghae di sisi mereka. Mereka berusaha tegar dan tidak terpuruk lagi, karena mereka tahu Donghae tidak akan suka. Walaupun begitu, setiap hari tetap ada yang ke rumah sakit untuk menjaga dan menemani Donghae tanpa lelah.

Berbicara tentang Donghae, pemuda polos itu kondisinya mulai membaik. Walaupun tubuhnya semakin kurus karena nutrisi yang didapat hanya cairan infus, namun raut wajahnya lebih cerah. Dokter bilang, dalam waktu dekat Donghae akan sadar.

Tentu saja mereka sangat senang. Penantian selama satu tahun akhirnya terbayarkan. Mereka tidak sabar menanti mata jernih itu terbuka dan melihat dunia yang sudah berubah selama satu tahun ini.








::::::::::







"Hae akan merindukan kalian. Sangat merindukan kalian" ucap Donghae sambil memeluk ayah, ibu, kakek dan neneknya.

"Kami juga. Baik-baiklah disana ya. Jangan nakal. Turuti kata hyungdeul karena Hae hanya punya mereka" ucap sang ibu dengan lembut.

"Pasti. Pasti Hae akan menurut pada hyungdeul" jawabnya sambil tersenyum.

"Yasudah. Jalan pulang Hae sudah terlihat. Silahkan pulang Hae" ucap sang ayah.

"Ne... Tunggu Hae ya! Suatu saat Hae akan kembali kesini!" teriaknya saat ia mulai berjalan menjauh.

"Ya! Kami akan selalu menunggumu pangeran tampan"

"Hehehe... Selamat tinggal..." Donghae tersenyum manis sambil melambaikan tangan.

Donghae berjalan semakin jauh dari mereka, menuju sebuah cahaya putih kemudian lenyap bersama cahaya.





:::::::::






Angin malam berhembus kencang bersamaan dengan langit yang menangis deras. Pohon-pohon bergoyang keras hampir tumbang. Namun suasana di dalam gedung putih ini berkebalikan dengan suasana di luar gedung yang gaduh akibat badai. Wajar karena ini sudah tengah malam, hanya orang-orang tertentu yang masih terjaga. Salah satunya adalah seorang pemuda yang berada di dalam sebuah ruangan.

"Mati kau mati kau!" pemuda itu mengumpat dan matanya terfokus pada sesuatu di hadapannya. Dinginnya lantai tempatnya duduk santai tidak membuat dirinya beranjak dari sana.

"Ku pastikan kali ini kau tidak akan lolos dariku! Matilah....!"

Rupanya suara yang menggelegar itu mengusik seseorang di sampingnya.

"Yak ish! Bisakah kau diam! Ini sudah malam evil! Hoamm... " ucap Kangin, orang yang terusik tadi sambil menguap dan mengucek matanya.

"Ish kenapa tidak mati eoh? Aku sudah bersusah payah sekuat tenaga!" ternyata ucapan Kangin tidak di dengarkan olehnya.

"Kyu... Kecilkan suaramu. Semua orang sudah tidur" ucap Leeteuk pelan, ia juga terbangun karena suara berisik Kyuhyun.

This Is Not Prank 2 ! ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang