Ada yang masih nunggu serita ini gak ya huhu T.T
pokoknya seperti biasa aku akan mengucapkan ...
Happy reading semua^^
.
.
.
.
.
"Itu berarti kita harus memaksanya," kata Pang sambil memandang teman-temannya.
.
Begitu malam tiba mereka langsung bergegas menuju ke kamar Wave. Mengetuk dengan brutal pintu kamar milik temannya itu. Pintu terbuka dan menampakkan Wave dengan raut bingung karena kedatangan mereka semua.
Tanpa basa-basi Ohm langsung mendorong Wave masuk diikuti teman-temannya. Korn yang masuk paling terakhir memastikan bahwa tidak ada yang melihat mereka masuk ke kamar Wave setelah itu langsung mengunci pintu.
"Apa-apaan kalian ini. cepat keluar!"
Bukannya keluar, mereka malah acuh dan mencari posisi yang nyaman untuk duduk. Wave dibuat geram oleh tingkah teman-temannya. "Aku bilang. KELUAR!!"
Belum sempat sebuah umpatan keluar dari mulut Wave, ia harus dikejurkan karena tiba-tiba saja Pang menarik Wave untuk menghadapnya. Tangan Pang mencengkram kuat lengan Wave bahkan Wave dibuat meringis menahan sakit.
"Pang! Kau menyakiti Wave."
Perkataan Namtarn menyentak kesadaran Pang. Tadi ia hanya terbawa emosi karena Wave menyembunyikan masalah seorang diri. Pang buru-buru meminta maaf, beralih menggenggam halus tangan Wave serta mengecek keadaannya.
Wave menepis tangan Pang. "Menyingkir dari hadapanku," kata Wave dengan raut wajah benar-benar dingin.
"Tidak akan," kata Pang.
"Kalau begitu aku yang akan pergi."
Lagi-lagi niat Wave dihentikan oleh Pang. Laki-laki itu menarik wave kembali menghadapnya.
"Sebenarnya apa maumu sialan!!" Pang benar-benar membuat amarah Wave memuncak.
"Katakan pada kami yang sebenarnya." –Punn
"Memang apa yang harus kukatakan, HAH?!"
"Semua yang berhubungan dengan kepala sekolah." –Claire
Wave menegang saat mendengar kata yang keluar dari mulut Claire. Ia berpura-pura tetap tenang. "A-apa maksud kalian." Namun, sayangnya mulut Wave tak dapat diajak berkompromi. Sial, batin Wave.
"Sudahlah Wave tak usah berkilah, kami sudah tahu semuanya. Kami hanya ingin dengar langsung darimu. Apa kau tidak mempercayai kami?" –Ohm
"Kami semua khawatir padamu." –Namtarn
KAMU SEDANG MEMBACA
Just A Choice[End]✔
Ngẫu nhiênBolehkah aku menjadi egois untuk sebentar saja? Aku benar-benar ingin peduli -Pang Itu semua urusanku, tidak ada hubungannya denganmu! Bahkan jika aku mati pun itu juga bukan urusanmu! -Wave [Revisi] Cerita ini sebagian berasal dari salah satu progr...