Jiraya nampak terikat di sebuah kursi, masih belum sadar usai dipukul oleh Sasuke sementara Sakura berjalan mengelilingi Jiraya, memperhatikan penampilan laki-laki paruh baya itu dengan seksama.
"Kau yakin pukulanmu tak sampai membunuhnya?" tanya Sakura menatap Sasuke tak yakin, pasalnya Jiraya sudah pingsan hampir dua jam.
"Sebentar lagi juga sadar," ucap Sasuke santai, seolah dirinya tak melakukan perbuatan dosa.
"Enggg..." Suara lenguhan panjang pun terdengar, Sakura sontak menoleh, melihat sosok Jiraya yang sedikit demi sedikit membuka matanya.
"Dimana aku? Eh kenapa aku terikat?" ucapnya kebingungan, pertanyaan itu lumayan terdengar waras namun cukup aneh.
"Eh, Kau? Anaknya Kizashi kan? Terlihat mirip," ucap Jiraya membuat Sasuke dan Sakura mengerutkan keningnya.
"Kau sudah menanyakan itu sebelumnya," ucap Sakura membuat Jiraya terdiam, ia berusaha mengingat rentetan kejadian sebelumnya lalu tertawa pelan.
"Maaf maaf, aku tadi mencoba ramuan terbaruku dan sepertinya itu gagal hingga aku sedikit menggila," jelas Jiraya cukup normal membuat Sasuke dan Sakura saling pandang sejenak.
"Oh ya Kau terlihat mirip dengan seorang pria yang kukenal tapi aku lupa namanya, dia punya wajah yang sama denganmu, terlihat datar, serius dan dinding, mata onyx hitam yang tajam. Rasanya aku seperti melihat duplikat dirinya," ucap Jiraya mengomentari Sasuke.
"Uchiha Fugaku?" ucap Sasuke menyebutkan nama ayahnya sendiri.
"Ah ya bocah Uchiha itu," sahut Jiraya penuh semangat seolah dirinya menemukan jawaban yang ia cari-cari.
"Bagaimana bisa Kau mengenal ayahku?" tanya Sasuke dengan sorot mata dingin yang mengintimidasi, menatap sosok Jiraya penuh selidik.
"Kizashi yang mengenalkannya padaku," jawab Jiraya, menyebutkan sesuatu yang tak mungkin terjadi sontak membuat Sasuke dan Sakura kembali saling pandang.
"Bisakah kalian melepaskan ikatanku terlebih dahulu? Tidakkah kalian tahu kalian bisa membuat syaraf laki-laki setengah abad sepertiku ini rusak?" ucap Jiraya membuat Sasuke mendekat.
Sasuke mengeluarkan pisau dengan tatapan tajam dan dinginnya. Jiraya bisa merasakan aura Sasuke yang begitu kuat dan menakutkan membuat tubuhnya rasanya bergetar, bagaimana bisa laki-laki itu punya aura layaknya iblis.
"Kau tahu? Aku tak sedang dalam posisi bisa percaya pada orang lain," ucap Sasuke sambil memutuskan tali yang mengikat badan Jiraya dengan pisau. Jiraya keringat dingin mendengarnya sementara Sasuke memundurkan langkahnya, kembali berdiri di samping Sakura.
"Apa maksudmu Ayahku, mengenalkan Paman Fugaku padamu? Lalu sebenarnya siapa dirimu?" tanya Sakura membuat Jiraya berdehem pelan.
"Baiklah aku akan memulainya dengan memperkenalkan diri," ucap Jiraya kembali berdehem pelan, ditatapnya wajah Sasuke yang menampilkan kilatan mengerikan membuat ia kembali berdehem takut.
"Perkenalkan namaku Jiraya, aku seorang profesor agent rahasia," ucap Jiraya memperkenalkan diri dengan bangganya.
"Agent? Jangan bercanda, bagaimana Ayahku bisa mengenalmu?" ucap Sakura tak percaya sama halnya dengan Sasuke.
"Bagaimana bisa Ayahmu mengenalku? Ayahmu kan juga seorang agent," jelas Jiraya membuat Sakura melebarkan matanya.
"Apa?! Tak mungkin, jangan bercanda," ucap Sakura dengan segala ketidakpercayaannya.
"Sasuke, dia berbohong," ucap Sakura menatap Sasuke sambil menggoyangkan lengan laki-laki itu. Sasuke terdiam berusaha berpikir mana yang bisa ia percaya. Sejauh ini ucapan Jiraya cukup masuk akal tapi semuanya sedikit rumit.
Ingatkan dirimu tentang file rahasia yang menjadi awal perjalanan bahkan pertualangan ini. Ya file itu, jika ayah Sakura memang seorang jurnalis, mungkin saja ia punya sebuah catatan tentang 'kejahatan' seseorang atau bahkan sekelompok orang tapi jika ayah Sakura seorang agent itu juga masuk akal, menjadi seorang 'agent rahasia' membuat ia pastinya menyimpan banyak rahasia bahkan file rahasia. Bukankah semuanya masuk diakal? Tapi dengan semua pertanda seperti kertas dan pena tanpa tinta, senjata tersembunyi di villa bahkan uang yang tak habis-habis, rasanya agent rahasia lebih tepat.
"Sudahlah lupakan, aku tak akan menganggapmu sebagai musuh tapi jika Kau mencoba menjadi musuh maka aku akan membunuhmu," ucap Sasuke berusaha mengakhiri pembicaraan itu karena jujur saja ia benar-benar lelah.
"Baiklah, sepertinya kalian butuh istirahat," ucap Jiraya bangkit dari duduknya.
"Aku punya beberapa kamar kosong di sini, menginaplah," lanjut Jiraya begitu ramah, seolah menyambut teman lama.
"Kau yakin kita akan menginap di sini? Bagaimana jika laki-laki itu berbohong? Bagaimana jika ia berbahaya?" tanya Sakura berbisik pada Sasuke. Jujur ia memang tak dalam posisi bisa percaya dengan orang lain selain Sasuke.
"Kalau begitu percayalah bahwa aku akan menjagamu. Perjalanan kita lumayan panjang tadi, aku tahu Kau lelah, jika kita pergi, kita juga tak tahu arah," jelas Sasuke membuat Sakura akhirnya terdiam, dalam hati ia membenarkan ucapan kekasihnya itu.
"Tunjukkan kamarnya," ucap Sasuke membuat Jiraya akhirnya mengantarkan mereka ke sebuah kamar.
Sakura segera pergi membersihkan diri namun Sasuke tak ingin tinggal, ia menyelinap masuk ke kamar mandi membuat mereka mandi bersama dan berakhir dengan sebuah adegan yang tidak bisa dijelaskan.
Ketika Sakura tertidur, Sasuke memilih keluar dan bertemu Jiraya. Ada banyak hal yang ingin ia tanyakan dan ketahui dari orang itu. Sasuke pun melihat Jiraya tengah menonton televisi di ruang tengah. Laboratorium itu memang seperti rumah yang nyaman untuk ditinggali.
"Oh bocah Uchiha," ucap Jiraya sementara Sasuke duduk di sofa dekat Jiraya. Sasuke nampak memegang kertas bertuliskan 'Lemnos, tanggal yang membahagiakanku'.
"Gairah anak muda memang luar biasa," ucap Jiraya, entah kalimat itu merupakan sindiran atau bukan, Sasuke harus mengakui suara teriakan, erangan dan desahan Sakura cukup keras tadi. Jangan menyalahkan perempuan itu hanya saja, tidak melakukannya dalam waktu lama membuat Sasuke sedikit mengganas.
"Aku punya banyak pertanyaan untukmu," ucap Sasuke membuat Jiraya mendengus. Ia tahu Sasuke pasti akan banyak bertanya padanya.
"Tidakkah Kau memikirkan tubuhmu terlebih dahulu? Kupikir Kau bisa merasakannya, tubuhmu sudah tidak kuat lagi, tak akan bertahan lama. Mungkin waktumu hanya 12 hari," jelas Jiraya membuat Sasuke bungkam.
Sasuke meremas kertas yang ia genggam, ia tahu waktunya tak banyak lagi. Ia tak bisa lagi memaksakan dirinya tapi jika perkiraan laki-laki paruh baya itu benar maka ia hanya punya waktu 12 hari, 12 hari tak akan cukup baginya untuk melindungi Sakura dan memastikannya aman. Sasuke pun menundukkan kepalanya, tak sengaja ia melihat sesuatu di kertas yang ia remas kemudian buru-buru membukanya, menemukan tanda ' - ' di balik kertas itu.
'Apa ini? Apa maksudnya? Apakah ini tanda untuk sesuatu?' batin Sasuke penuh tanya.
"Sejujurnya aku punya cara untuk membuatmu punya waktu lebih lama," ucap Jiraya dengan sebuah seringai membuat Sasuke menatapnya.
"Jika Kau tertarik, aku akan memberikan bonus apa saja yang aku ketahui tapi ada resiko yang harus Kau ambil," lanjut Jiraya masih membuat Sasuke terdiam. Ia harus berhati-hati dalam mengambil keputusan, tak tahu laki-laki itu sebenarnya teman atau lawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret File
FanfictionHarusnya hari itu Sakura tak mengajak Sasuke ke kamarnya dan membongkar barang peninggalan ayahnya karena setelah itu semua berubah, hidup mereka dalam bahaya hanya karena sebuah file rahasia milik ayah Sakura yang mereka temukan. Mereka hidup dalam...