Baiklah, kita lanjut di sini.
Siap2, ya, jangan pake marah2 🙃
Part ini akan membuat salah satu kapal menjadi karam.🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Hyuna sudah lelah untuk menangis karena belum mendapat kabar terbaru dari Milea. Berbagai cara sudah dilakukan oleh para pria bodoh itu, tapi tetap tidak membuahkan hasil. Hingga hari sudah berganti siang, mereka masih belum mendapat apa-apa, selain kedatangan orang-orang suruhan para ayah yang dikepalai oleh Brant. Itu berarti sebentar lagi, para ayah akan datang dan meluapkan murka.
"Bilang padaku jika ini hanya drama yang dilakukan oleh para ayah, maka kau akan kumaafkan!" hardik Hyuna pada Brant sambil terisak.
Ekspresi Brant begitu datar, dan justru terkesan tidak peduli dengan tuduhan Hyuna barusan. Sorot matanya begitu tajam, penuh kendali, dan tegas dalam memberi perintah kepada orang-orang untuk berpencar, mencari Milea.
"Hyuna, stop. Ini bukan drama, jadi jangan sembarangan," tegur Tristan sambil menarik Hyuna menjauh dari Brant.
"Mia hilang, Tan! Gue benci kalau harus ada kejadian kayak gini lagi! Kenapa kita nggak bisa seneng dikit aja? Kenapa harus kena urusan kayak gini terus? Gue capek! Capek banget!" seru Hyuna histeris, juga menangis kencang.
"Jika saja kalian tidak mencari urusan dengan bepergian seperti ini, aku yakin hal ini tidak akan terjadi," cetus Brant sambil melirik pada Nero dan Max dingin.
Baik Nero ataupun Max tampak tidak peduli, mereka masih cemas dan mencoba mencari posisi Milea dengan alat yang mereka miliki, juga dengan Tristan.
"Tidak mungkin ada yang bisa menculik Mia sampai sejauh ini. Apalagi, kita tidak bisa menemukan apapun dari semua perangkat yang kita miliki. Kecuali jika memang ada permainan dari balik semua ini," ucap Nero sambil menatap Brant dengan mata menyipit tajam.
Ekspresi Brant masih sedatar tadi, tampak tidak terpengaruh dengan tatapan menuduh yang kini terlempar dari semua anak muda itu, tidak terkecuali Winston.
"Jika memang yang kau tuduhkan adalah benar, sudah pasti aku akan menculik kau lebih dulu karena sudah merencanakan hal yang merepotkan seperti ini," ucap Brant dengan satu alis terangkat sambil bertolak pinggang, menatap Nero sengit.
Hyuna mendengus dan semakin tidak senang dengan apa yang terjadi saat ini. Pikirannya masih teringat pada Milea yang masih belum diketahui keberadaannya. Dia tidak ingin sesuatu terjadi pada Milea, atau dirinya akan sangat marah jika ada yang berani mencelakainya. Dengan perasaan yang sudah tidak sabaran, Hyuna pun memutuskan untuk segera melanjutkan pencarian tanpa mempedulikan panggilan mereka di belakang.
Dia tidak mempedulikan apa-apa, selain mendapatkan Milea dan memastikan jika temannya baik-baik saja. Langkahnya dipercepat, berjalan ke arah yang sekiranya dilalui oleh Milea, sambil menyeka airmata yang tidak berhenti mengalir.
Pikirannya teringat dengan ucapan-ucapan Milea soal menyerah, juga ketidaksetujuannya untuk terus melakukan hidup mandiri, dan perdebatan kecil yang terjadi saat makan malam. Ada penyesalan yang terasa saat ini, hingga membuat isakan Hyuna kembali terdengar saat dirinya berjalan menyusuri jalan-jalan terjal.
Tersentak kaget saat adanya cengkeraman kuat di lengan, tapi bukan itu yang membuatnya berteriak histeris kemudian, karena Hyuna hampir saja terjatuh jika tidak ada yang mencengkeramnya dari belakang.
"Lihat jalanmu, jangan sibuk menangis!" desis orang itu, yang adalah Winston sialan.
"Lepaskan aku!" decak Hyuna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untie The Knot
Romance"Mama selalu ingetin kalau jadi cewek itu kudu konsisten. Terutama soal cowok. Kalau uda yakin suka, yah ngegas aja," kata Hyuna. "Daddy selalu berpesan untuk perluas pergaulan supaya menambah pengetahuan akan dunia. Jangan dilingkup yang itu-itu aj...