26. Senja Azhar Di Pohon Perbatasan

2.7K 569 20
                                    

“Cerita ini fiktif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cerita ini fiktif. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan”

© Story of “Surga di Balik Jeruji 2” by @NailaAfra
.
.
.
.
.
.
.
.

“Aku yang paling memahamimu bahkan tanpa kata.”

***

“Apa ini? Kenapa jumlah belanjanya banyak banget?” Farhan terkejut melihat struk pembayaran roti. “Du-dua ratus lima puluh ribu cuma buat beli roti doang?” ucapnya, tergagap.

Alif tersenyum penuh makna. Senang melihat wajah pucat Farhan. Dia tahu kakaknya yang penganut paham pecinta diskon, beli dua gratis satu pasti akan mengajukan protes saat melihat struk pembayaran.

Rianti mengelus pundak suaminya. “Itu nggak banyak sayang,” sahutnya. Dia bolak-balik dari kompor ke meja, menyajikan masakan untuk santapan makan malam.

“Tapi kenapa sebanyak ini? Biasanya cuma sampai dua puluh lima ribu.” Kepala Farhan mengikuti ke belakang, pada Rianti yang menuangkan tempe orak-orik ke dalam piring. “Kartu kredit si-siapa yang kamu pakai?”

“Kamu lah,” jawab Rianti santai.

“Kartu kredit aku?” pekik Farhan. Ekspresinya seperti orang yang rekerningnya habis dibobol maling. “Ri-Rianti yang benar saja!”

“Yang benar saja itu kamu sayang.” Rianti duduk di samping Farhan. “Kalau pelit jangan kronis banget.” Dan menyendokkan nasi ke atas piring Farhan.

“Itu bukan pelit tapi hemat!” bantah Farhan.

“Kasian si ‘hemat’ selalu dijadikan alasan Kak Farhan buat menjadi pelit,” celutuk Alif.

Farhan menunjuk Alif geram dengan sendok sayur. “Pasti lo bocah! Pasti elo kan yang merengek minta dibelikan roti, ayo ngaku,” tuduhnya.

“Idih! Jangan salahkan Alif. Kak Rianti yang traktir. Alif nggak minta sama sekali. Kak Daffa juga dibelikan,” bela Alif dan menyeret Daffa yang langsung batuk keras.

“Entar Daffa ganti Kak.” Daffa mengelus dada, mencoba meredam batuk saat mata elang Farhan kearahnya. “Jangan khawatir.”

“Apaan sih Farhan!” Laila menggelengkan kepala. Dia masuk ke dapur bersama Guntur. “Masalah duit dua ratus ribu saja bikin geger satu rumah. Entar Mama yang ganti.”

Surga Di Balik Jeruji | SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang