*Last chapter on
Arlen dan Kenvi berhasil memecahkan petunjuk yang ditinggalkan oleh sang pelaku yaitu BlackBloody. Mereka berdua pun langsung memberikan informasi tersebut kepada kepolisian agar rencana mereka dapat berjalan dengan baik. Jika hal tersebut berhasil maka mereka akan menangkap BlackBloody dengan segera dan mencegah kasus pembunuhan berantai ini berlanjut. Apakah hal itu akan berhasil?
*Last chapter off
~
~
~
~
~
~
~
~
~
~
~
*Arlen pov
Rencana kami menggagalkan sekaligus menangkap BlackBloody sudah disampaikan pada kepolisian. Awalnya mereka memang kurang setuju atau mungkin tidak mengerti dengan rencana kami. Tapi setelah Dijelaskan beberapa kali dan kami memberikan surat aneh tanpa pengirim kepada mereka, akhirnya langsung disetujui dan segera dilaksanakan.
"Arlen aku tau kau memang hebat. Apa kau yakin rencana ini akan berhasil?"
Tiba-tiba saja Elbert menanyakan pertanyaan tersebut kepadaku.
"Sejujurnya aku yakin untuk tempatnya. Waktu itulah masalahnya. Makanya aku tetap meminta kalian agar berjaga-jaga sepanjang waktu sambil kami berpikir lebih jauh. Jika semua yang kita rencanakan berjalan dengan baik. Aku yakin ini akan selesai dengan segera."
"Baiklah, seperti biasa aku akan percaya padamu. Aku harap tidak akan ada korban lagi selanjutnya."
"Hm, tapi Elbert tetaplah berhati-hati. Pelaku ini bukan orang biasa. Dia berbahaya dan juga sangat cerdik. Bisa dibilang dia sangat profesional dalam merencanakan semua hal ini."
"Baiklah"
Setelah aku mengatakan hal itu Elbert langsung keluar ruangan untuk mematangkan rencana kami dengan para anggota kepolisian. Huft aku harap semuanya berjalan lancar. Aku dan Kenvi segera keluar juga dari ruangan menuju kantor kami. Selama perjalanan aku terus-terusan memikirkan semua rencana kami. Sekali lagi aku sangat berharap semua lancar dan segera selesai.
*Arlen pov off
~
~
~
~
~
*skip 2 hari kemudian
~
~
~
~
~
~
*Author pov
Arlen semakin berpikir lebih keras karna sudah dua hari berlalu dan belum terjadi apa-apa. Jika berdasarkan hasil petunjuk seharusnya hari ini lah seperti apa yang sudah dijelaskan oleh Kenvi. Namun sama seperti Arlen, Kenvi juga semakin serius dan selalu mengunjungi Hutan Yezen sewaktu-waktu untuk mengecek keadaan disana. Para polisi berjaga ketat dan melarang para pengunjung yang ingin melihat-lihat Hutan Yezen. Tidak menyangka sungguh banyak orang yang masih mau ke tempat itu meski terkenal dengan sebutan hutan angker.
Hari semakin malam. Arlen dan Kenvi memutuskan untuk berangkat menuju Hutan Yezen untuk bergabung dengan kepolisian dalam melaksanakan rencana mereka menangkap BlackBloody. Begitu sampai disana, Elbert sudah menunggu mereka untuk masuk ke hutan itu bersama-sama.
~
~
~
~
~
~
~
~
*disisi lain
Seseorang yang sedang mengamati semuanya semakin senang. Dengan senyum jahatnya dia menuju ketempat yang sudah dia siapkan.
*MMMHHH, MMMHHHHHHH
Seorang gadis berusaha membuka ikatan tali yang mengikatnya juga lakban yang menutupi mulutnya.
"Berhentilah meronta seperti itu. Kau tidak akan bisa membukanya dan aku pun tak akan membukanya kau tahu itu."
Pria yang disebut sebagai BlackBloody telah kembali untuk melaksanakan aksinya. Dengan senyum jahat dan hatinya yang dingin dia sudah siap untuk membuat karya seni lainnya. Atau bisa disebut juga membunuh seseorang.
"Hai aku kembali. Apa kau merindukanku? Untung saja aku sudah menangkapmu sejak awal. Wah jika baru saja aku akan sulit melewati penjagaan para polisi itu. Cerialah! kau akan kujadikan karya seni lohh. Sudahlah bagaimana kalau kita mulai?"
Gadis itu semakin memberontak untuk melarikan diri. Namun sekeras apapun dia mencoba dia tetap tak bisa apa-apa. Pria itu mulai mengarahkan pisau tersebut ke tubuh gadis itu. Dia memulai aksinya dengan menggores-gores kecil di kaki dan tangan gadis itu. Sakit yang dirasakan ditubuhnya sangatlah menyakitkan namun dia tak bisa teriak karena mulutnya yang ditutup. Tak lama pisau itu diarahkan ke mukanya dan digoreskan disekitar mata dan hidung dan berlanjut dipipinya. Gadis itu semakin lemah dan tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Melihat keadaannya yang semakin lemas, dia tersenyum dan mulai menusukkan pisau itu ke badannya satu kali, dua kali, hingga tujuh kali yang terakhir ditusukkan tepat di jantungnya. Selesai sudah misinya kali ini. Diapun segera pergi dari situ.
~
~
~
~
~
~
~
~
~
~
~
~
Digantungin lagi ni sorry ya
Maap juga latte up nya gak beraturan
Latte coba bakal lebih baik lagi
Semoga suka dan jan lupa di vote ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Death Heart
Mystery / Thriller~Update seminggu minimal 1 kali~ Kejadian menggemparkan menakuti seisi kota. Banyak pembunuhan terjadi namun belum diketahui pelakunya. Arlen seorang detektif yang sedang naik daun dikerahkan untuk mengurus kasus ini. Namun kali ini bukanlah pembunu...