Dia

3 1 0
                                    

Lomba Cipta Puisi
SMA Kuasar Antarbintang

"Mau banget ikut, tapi hobiku menggambar."

Brukkk...

Bola basket berwarna oranye merah bata itu mendarat dengan sempurna. Tepat di wajah Orion. Ini bukan yang pertama, melainkan yang kesekian kalinya bola itu mengenai wajahnya.

"Lo gapapa?"

Laki-laki yang tengah memunguti buku tersebut hanya membalasnya dengan anggukan kemudian pergi berlalu.

***

"Lo ngapain disini?"
"Makan."
"Iya tau. Maksudnya, tumben makan di kantin biasanya bawa bekel."
"Ohh."

Orion sangat pandai menyembunyikan perasaannya. Sikap baik Rylee terhadapnya mampu membuat Orion jatuh hati padanya.

Dibalik itu semua, Orion berharap tidak ada yang tahu akan rasa yang ia miliki saat ini, atau entah sampai kapan.

Seisi sekolah juga tahu, bahwa Rylee bukanlah perempuan sembarangan. Ia banyak dikagumi oleh banyak siswa yang lainnya.

Jadi sangat mustahil jika Rylee mencintainya juga. Hal itulh yang membuat ia menyembunyikan rasa cintanya.

"Andai aja lo bisa tau isi hati gue, Lee. Apa mungkin lo masih sebaik ini sama gue? Apa boleh kalo gue berharap lebih dari sekedar teman?"

Batin yang terus bergemuruh kala Rylee ada di dekatnya. Entah sampai kapan Orion harus menyembunyikan rasa yang kian tumbuh ini.

"Mungkin emang seharusnya lo ga pernah tau."

Tiba-tiba saja tanpa mereka sadari, genk Alex sudah mengepung mejanya dengan Rylee. Orion sudah pasrah dengan perlakuan Alex. Entah mengapa ia selalu berbuat jahat padanya.

Kali ini bukan bola basket yang mendarat di wajahnya, melainkan es jeruk yang baru saja ia beli di kantin sekolah.

"Liat deh anak culun ini. Berani banget dia deketin cewe lo, Lex."

Bughh... Bughh...

Alex yang termakan omongan temannya sendiri itu tanpa pikir panjng langsung memukul perut Orion dengan emosi.

Dua pukulan melayang di perut Orion. Ia tak menyangka Alex akan memukulnya. Bak jatuh tertimpa tangga. Mungkin hari ini hari tersial yang pernah ia dapatkan. Entah sial ataupun tidak karena tadi pagi Rylee sang pujaan hatinya telah menolongnya.

Rylee yang menyaksikan itu tak hanya tinggal diam, ia langsung memaki Alex di depan teman-temannya. Dan seisi kantin pandangannya tertuju di meja mereka.

"Kenapa kalian jahat banget sama Orion? Salah mereka apa sama kalian? Terutama lo Alex!"

Rylee langsung berdiri seraya menggebrak meja kantin dan memaki Alex puas. Mungkin saat ini Alex tengah menanggung malu yang terangat sangat memalukannya. Ia dipermalukan oleh Rylee, namun ia masih bisa menahan amarahnya dan ia masih bisa berbicara dengan santainya.

"Dia pantes digituin, Lee! Aku ngga mau ada orang lain di hati kamu selain aku."

Plakk...

Diakhir bicaranya, Alex sempat mencolek dagu Rylee yang langsung saja ditangkis dan ia pun dihadiahi tamparan keras oleh Rylee.

Melihat itu, Orion langsung pergi meninggalkan mereka di kantin. Namun buku catatannya tertinggal dan langsung saja Rylee mengejarnya.

***

"Duh Orion mana lagi? Gue kan mau nyontek PR yang kemarin. Mana bentar lagi masuk yang mana sih bukunya?"

Laki-laki yang kini tengah menggeledah tas milik orion ini kebingungan kala mendapati buku yang begitu banyak. Berbeda jauh dengan dirinya yang hanya memiliki satu buku tulis yang isinya semua mata pelajaran.

"Ihh kenapa sih Alex sukanya sama Rylee? Dia kan cuma cewe kampungan."

"Iya tuh sampe ngehajar Orion gitu cuma gara-gara mereka satu meja."

"Andai aja Alex kaya gitu ya ke gue."

"Yah kaya gitu aja masih digampar tuh sama cewe kampungan."

Aktivitasnya terhenti kala ia mendengar gosip-gosip yang dilontarkan teman sekelasnya. Ia tak habis pikir, mengapa mereka begitu mengagumi Alex. Laki-laki arogan dan keras kepala, yang maunya menang sendiri dan tak mempedulikan orang lain.

"Eh tadi gimana? Alex ribut? Sama Orion? Lah pantes aja tuh bocah ditungguin ngga muncul-muncul."

***

"Nih ada titipan coklat dari Alex buat lo."
"Hah buat gue?"
"Iya, ambil aja nih."
"Buat lo aja deh."
"Seriusan?"
"Iya."
"Duh makasih banyak sahabat gue yang paling baik."
"Sekalian sama orangnya aja gih, hahaha."

Dua orang wanita yang kini tengah berbincang adalah sahabat. Sejak mereka menduduki bangku sekolah dasar pun mereka sudah saling mengenal. Tak heran, hingga kini mereka berseragam abu-abu pun kian akur.

"Oiya gimana sama lomba puisinya? Lo ikut kan?"
"Gimana apanya?"
"Ya lombanya lah!"
"Beres."
"Emang lo ya sahabat gue yang paling multitalend, apa aja bisa"
"Iya dong! Kan sahabatnya Karin!"

Wanita yang tadi dipanggil kari hanya tertawa lepas kala Rylee menggodanya. Kini kedua sahabat itu tengah berbincang sambil tertawa lepas.

***

"Kan udah berapa kali gue bilang, jangan deketin dia!"

"Udah berapa kali juga gue denger lo  ngomong kaya gitu, klise."

"Ya terus? Kenapa lo ga pernah jalanin? Cuma didenger doang gitu? Udah deh lo jangan cari perkara dan berurusan juga sama yang namanya Alex. Punya dendam kesumat sama lo kayanya."

"Ya terus gue peduli?"

"Terserah lo deh gue ga mau ikut campur. Oiya btw gue mau nyontek dong, hehe."

Orion dan sahabatnya, Kevin kini tengah berbincang. Ya, begitulah Orion yang selalu saja keras kepala. Namun dibalik itu semua, ia juga memiliki seorang sahabat yang sangat mengerti akan dirinya.

"Lo ga akan pernah tau, dan siapapun juga ga boleh sampe tau kalo gua ada rasa sama dia. Biar gue, hati kecil ini dan Tuhan yang tau."

"Dia emang ngga sempurna, tapi entah mengapa hadirnya selalu menyempurnakan."

***

Hai balik lagi dijadwalnya aku publish cerita!

Hari ini semoga ada hal baik yang kalian dapat. Doa ku yang terbaik buat kalian yang baca ini.

Sekian aja dari aku, semoga kalian suka sama ceritanya. Makasih udah mau baca dan ngga bosen sama ceritanya.

Love,
Embun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TENTANG RASA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang