Yoongi tengah terburu-buru keluar dari rumahnya saat derum motor Jungkook sudah terdengar samar. Tanpa berpamit pada orang rumah, ia langsung menghampiri kekasihnya.
"Yok, berangkat." kata Yoongi yang sudah duduk di jok belakang.
"Udah pamit sama papa kamu?" tanya Jungkook, yang karena tak kunjung mendapat jawaban, ia simpulkan sendiri jika Yoongi belum berpamitan lagi-- itu kebiasaan Yoongi, dan Jungkook hafal. "Pamit dulu sayang, nanti kencannya nggak barokah,"
"Dih, mana ada kita kencan, kan mau ke rumahnya Adrian buat nemenin dia," balas Yoongi sembari mempoutkan bibir. Jungkook dapat melihatnya dari kaca spion, namun ia tak ingin mengalah lagi kali ini. "Turun aja," katanya.
Yoongi mengerutkan dahi saat Jungkook malah turun dari motor. "Loh loh? Kenapa sih? Berangkat aja ayok!"
"Nggak bisa sebelum kita pamit sama Papa kamu. Turun sekarang, kita pamit sama-sama." ajak Jungkook. Lalu ia menggeret Yoongi mengikutinya tanpa menunggu jawaban lagi.
Keduanya memasuki rumah Yoongi. Jungkook menunggu di ruang tamu saat Yoongi memanggilkan Papanya. Dan beberapa menit kemudian si calon mertua datang, dengan wajah galaknya.
"Kenapa kamu kesini lagi?" tanya sang Papa ketus, bukannya menjabat tangan Jungkook yang ingin menyalami.
Jungkook mengepalkan tangannya yang diabaikan, lalu menegakkan diri karena sempat membungkuk. Dia tahu akan disambut seperti ini oleh orang tua lelakinya, dan akan selalu seperti ini. Karena hubungannya dengan Yoongi itu tidak direstui. Tepatnya, hanya pihak Jungkook lah yang merestui sedangkan dari Yoongi, tidak. Mungkin diluar ekspektasi orang - orang disekitar mereka yang menganggap mereka adalah couple paling tentram, padahal tidak sama sekali.
Mereka memiliki masalah.
Tapi bukan berarti Jungkook akan menyerah kan? Justru itu adalah alasan Jungkook tetap bertahan dengan Yoongi. Meski Yoongi ulang kali memintanya untuk mengabaikan orang tua lelaki pucat itu, dan fokus saja ke hubungan mereka, tetap saja Jungkook tidak bisa. Ia malah merasa seperti telah menyesatkan anak orang.
Dia perlu memberi penjelasan. Karena sudah terlalu lama dia diam-- pura-pura percaya dengan Yoongi yang menjawab 'papa nggak dirumah', 'papa lagi tidur nanti ganggu' dan semacamnya, saat diajak ingin berpamit oleh Jungkook.
"Maaf kalau kehadiran saya membuat om terganggu. Saya hanya ingin minta izin untuk membawa anak om pergi menemani teman kami di kediamannya." ujar Jungkook.
"Merestui hubungan kalian saja saya tidak sudi apalagi memberi izin untuk kamu membawa anak saya!" balas Papa Yoongi tidak bersahabat.
"Pa!" Yoongi kelepasan berteriak. Kalau saja Jungkook tidak langsung menatapnya tajam, ia mungkin sudah memulai adu mulut dengan papanya sendiri.
"Lihat? Inilah kenapa saya tidak suka dia berteman dengan kamu! Apalagi menjalin hubungan kekasih! Kamu membuat anak saya jadi nggak bener!"
"Maaf om, mungkin jika anda tidak mempersulit keadaan ini, Yoongi sendiri tidak akan sampai melawan om."
"Apa!? Mempersulit keadaan bagaimana maksudmu! Kamu menyalahkan om begitu!?"
"Saya tidak menyalahkan om, saya hanya memberitahu. Di sini saya hanya meminta izin untuk membawa Yoongi, tapi karena om tidak mengizinkan, bukankah itu sama seperti om mempersulit keadaan? Jadi saya meminta izin sekali lagi untuk membawa Yoongi,"
"Ck! Bawa saja! Bawa anak itu! Bukankah biasanya kau juga asal ambil huh?!"
Jungkook memejamkan matanya sejenak. "Saya mohon maaf jika tindakan saya sebelumnya membuat om tersinggung, dan terimakasih atas izinnya." balas Jungkook sebelum ia menggandeng tangan Yoongi, keluar dari kediaman lelaki pucat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rockstar Vintage [VMIN]
FanfictionLokal Fanfiction - BxB - VMin Andai dia tidak memukul bola baseball terlalu keras dan kencang saat praktik olahraga, mungkin kaca fentilasi ruang musik yang sudah retak tidak akan pecah dan Jimin sebagai salah satu penghuni ruangan itu tidak akan te...