Ini cuma 1 part langsung tamat hohoooooo. Lagipula, ini hanya selingan😌.
AUTHOR POV!
Gesekan roda karet dari sebuah kursi roda terdengar, remaja tampan berparas polos yang menggemaskan terlihat mengayuh kursi rodanya dengan kedua tangannya.
Dia menyapa siapa saja yang dilihatnya, mata coklat karamel yang indah, menjadi daya tarik di dirinya. Rambut coklat kepirangan alaminya membuag siapa saja gemas dan ingin mengusaknya.
Bibir mungilnya yang pink ranum sangat menggoda, ingin rasanya mencium dan merasakan nikmat bibir itu "Ah, selamat pagi Devon" Ya, nama remaja itu adalah Devon Alexander.
Putra bungsu dari keluarga Alexander, memiliki ayah yang bernama Geray Alexander dan Ibu bernama Teresa andrita.
Devon sempurna, hanya saja kakinya haru mengalami kelumpuhan sejak dia dilahirkan. Secara tidak langsung dia lumpu permanen, tapi Devon tak masalah, toh ada yang menerimanya dengan tulus.
Radar sonik Devon menyala, beberapa langkah dibelakangnya pasti ada bidadari yang mendekat. Tak lama Devon merasakan dua tangan mungil dan bersih melingkar di lehernya.
Nampak wajah cantik seorang gadis di kanannya muncul "Hihi, selamat pagi Devon sayang" Sapa gadis itu mesra dan mengecup pipi Devon.
Devon malu, walau sudah lama mereka menjalin kasih tapi tetap saja ini memalukan "Pagi...Talia.." Bisiknya lembut dengan pipinya yang merona.
Gadis berponytail yang dipanggil Talia itu tertawa pelan dan mendorong kursi roda kekasih masa kecilnya itu.
Talia Aldibaren, teman masa kecil sekaligus kekasih Devon. Gadis cantik sedikit urakan yang berhasil menawan hati Devon 100%. Hanya Talia yang ada di hatinya.
"Aku anter ke kelas ya sayang" Talia menawarkan dirinya dengan sukarela. Devon tak bisa mengelak jadi dia ngikut aja.
Devon mendongak dan menatap wajah Talia dari bawah, senyum lugunya terbentuk "Kamu cantik Ta, cantik banget" Ucapnya polos tanpa rasa bersalah.
Talia malu, terbukti dari bibirnya yang bergetar dan wajahnya yang memerah, dia menunduk dan dengan cepat menyambar bibir Devon singkat.
Sampai membuat remaja itu shock dan membeku "Hukuman karena uda buat aku baper pagi-pagi" Celetuk Talia santai.
Devon tak lagi mendongak, dia menatap kosong ke depan dendan tangan yang menyentuh bibirnya, matanya berkaca-kaca dan tak lama.
"Hiks.."
Talia melongo ke bawah dan melihat bahu Devon bergetar pelan, disertai isakan tertahannya. Talia segera berhenti dan menyempatkan untuk menepuk jidatnya.
Dia berjalan ke depan Devon dan berjongkok menghadapnya, Devon nampak menangis dengan kedua tangan yang saling menggenggam. Dia mengalihkan tatapannya dari Talia.
Talia menggeleng geli, tangannya dibawa untuk mengelus dahi Devon dan menyeka air matanya "Maaf, Talia lupa kalau Dev gasuka bibirnya Talia makan" Ujar Talia lembut.
Devon memberanikan dirinya menatap Talia, dia mengangguk dan menghapus air matanya dengan punggung tangannya "Hiks..lain kali..
Hiks..Talia jangan makan bibir Dev lagi...hiks peluk~" Talia gemas, dia langsung memeluk Devon."Iya sayang, maafin Talia ya" Bisiknya lembut.
Devon mengangguk dan menyempatkan untuk mencium leher Talia "Uda..hiks..ayo ke kelas" Cicit Devon malu. Talia tertawa pelan dan mengangguk, dia kembali mendorong kursi roda Devon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devon dan Talia [Short story]✔️
Short StoryDevon si lumpuh, bahagia memiliki kekasih cantik seperti Talia. Dia bahagia, sampai dia lupa jika takdir suka bermain dibalik kebahagiaannya. [Complete] "Talia" "Iya?" "Jangan tinggalin aku" "Okey~" Devon...masih tak merasa hatinya tenang. DON'T DO...