Melupakan memang bukanlah hal yang mudah, apalagi melupakan orang-orang yang sangat di cintai. Tetapi gadis itu harus tetap bangkit, menjalani kehidupan seperti manusia normal di depan manusia lainnya. Mentalnya sudah lemah, jiwanya sudah terguncang hebat, tapi tangan itu meraihnya untuk selamat dari kematian. Meski tak mudah, sulit dan terasa menyakitkan, ia tetap tersenyum pada semua orang. Namun di belakang, ia akan menangis dan meratapi semua yang telah hilang darinya. Cho Hae Lee menutupi kesedihan dengan topeng senyuman di bibirnya, begitulah orang-orang berpandangan tentang dirinya.

Cho Hae Lee selalu mendapatkan mimpi buruk sejak kedatangannya ke Korea. Mimpi dimana semua keluarganya mati terbunuh, dan ia di selamatkan oleh seorang pria yang wajahnya selalu terlihat samar. Mimpi itu seakan menjadi "Dejavu" saat dirinya mendapatkan surat-surat berisi ancaman kematian, dan juga beberapa aksi pembunuhan terhadap dirinya. Kasus ini semakin lama semakin sulit di pecahkan, karena pelaku pembunuhan itu berkeliaran di antara mereka. Hae Lee yakin, pelaku pembunuhan berantai itu bukanlah orang asing, melainkan orang terdekatnya sendiri.

Aku mencintai dan di cintai oleh dua orang pria secara bersamaan. Moon Bin, dia adalah guru les private ku sendiri yang ternyata sudah di jodohkan denganku. Sementara Yoon Sanha, dia adalah mahasiswa juniorku yang tertarik padaku sejak semester pertamanya. Aku menyukainya karena tingkahnya yang lucu dan menggemaskan, dia selalu bersikap manja padaku. Sementara Moon Bin, aku menyukainya karena dia tampan. Selebihnya, aku tidak tahu kenapa aku menyetujui perjodohan ini meskipun aku sudah berpacaran dengan Sanha. Keduanya punya daya tarik dan keistimewaan tersendiri di hatiku. Namun, haruskah aku menikah dengan Moon Bin? atau mempertahankan Sanha yang usianya di bawahku?

Entah aku yang sudah gila, atau perasaan ini yang salah. Orang yang selama ini menjadi sahabat sekaligus cintaku, ternyata adalah saudaraku sendiri. Bagaimana perasaan cinta bisa di sebut hanya sebuah ikatan batin, jika setiap kali di dekatnya jantungku selalu berdebar? Lantas, kenapa Tuhan gantikan perasaan cinta di hatiku pada pria yang berbeda agama? Akankah sucinya cinta bisa meluluhkan batas-batas suku agama yang masing-masing akan berjuang mempertahankan keyakinannya? Dapatkah kita yang dipersatukan oleh cinta bersatu dalam satu Tuhan?