[ SUDAH TERBIT, DAPATKAN DI TOKO BUKU ONLINE ] #ProjectCelebrity-02 Savanna tiba-tiba saja mendapat sebuah DM instagram dari Romeo Aldrian, seorang aktor sekaligus model terkenal yang tengah digandrungi saat ini. Awalnya Savanna kira jika instagram Romeo sedang di hack oleh seseorang, makanya ia mengabaikan pesan itu. Namun ternyata itu bukan pesan hack, pesan itu memang dikirim langsung oleh Romeo. Lalu, apa yang akan Savanna lakukan? Rank : #1 in Romance [03012021] #5 in Romance [05012021] #9 in Romance [07012021] #2 in Roman [26122020] #3 in Roman [23122020] #4 in Roman [21122020] #5 in Roman [20122020] #12 in Roman [19122020] DATING FAN. © 2020 Elis Listia 2020.05.20 - 2021.02.25

ALEXA KIMBERLY adalah siswi baru di Bellatrix High School. Gadis berkacamata, kutu buku dan pastinya pintar. Namun, dia bukan sembarang kutu buku, dia lebih dari itu. Wajahnya cantik dan kulitnya putih bersih, dia juga tegas dan pemberani. Beberapa hari sekolah di sana, Alexa langsung tidak menyukai sekolah itu. Dia membenci semua orang yang ada di sana. Baginya ada tiga jenis manusia di sekolah itu, si penguasa, si lemah dan si tak acuh. Alexa semakin tidak menyukai sekolah itu saat tau ada sebuah geng bernama Kings and Queens. Geng yang suka berbuat seenaknya hanya karena orang tua mereka adalah donatur sekolah. Ini cukup merepotkan dan jika bukan karena alasan itu, Alexa tidak mau bersekolah di sana. Kira-kira apa alasannya yah? Dan apa yang akan Alexa lakukan untuk menghadapi orang-orang seperti mereka? "Gue benci orang yang sok berkuasa. Gue benci sama orang lemah dan pengecut. Gue juga benci sama mereka yang seolah-olah buta dan tuli. Tapi gue lebih benci kalau gue juga sama kayak mereka." ~ Alexa Kimberly Start : Minggu, 22 November 2020 Finish : Kamis, 31 Desember 2020 WARNING!! [Ada adegan kekerasan dan bahasa kasar]

Disclaimer: Cerita ini adalah cerita amatir yang memiliki banyak kekurangan. Harap dibaca dengan bijak :) --- Sisterhood-Tale [1] : Taylor Hana Anderson Setiap perempuan selalu menjadi putri yang menunggu pangeran sejatinya datang. Taylor percaya kata-kata itu, kata-kata yang Mama ucapkan disaat dia berumur enam tahun. Dia yakin, pangerannya akan datang dengan mengendarai kuda poni berwarna putih dan membawa cincin pernikahan. Bodoh. Tentu saja itu imajinasi masa kecilnya. Di Jakarta, tak mungkin ada cowok memakai baju pernikahan. Apalagi mengendarai kuda. Namun, perkataan Mama ternyata benar. Meski bukan dalam artian sesungguhnya. Contohnya saja hidup Taylor. "Aku selalu menunggu kamu untuk melihatku. Kamu yang tidak pernah melihatku. Dia yang selalu menungguku. Kami terus saja berputar dalam satu lingkaran dan tak pernah bersinggungan. Kami selalu-dan tanpa sadar-bermain mengejar dan menangkap. Kami sama-sama tidak mengatakan sesuatu untuk meluruskan semuanya. Dan akhirnya, kami berbenturan dalam lingkaran tersebut." Copyright © 2013 by wulanfadi