Djaehy
- Reads 133
- Votes 46
- Parts 18
Dikhianati oleh tunangannya sendiri.
Gadis bersurai merah itu bukan hanya harus menelan luka akibat pengkhianatan, tapi juga terpaksa menjadi tawanan seorang pria dingin-yang dikenal kejam dan tidak waras oleh banyak orang.
Lebih buruk lagi, pria itu berasal dari kekaisaran yang telah lama berseteru dengan kerajaannya.
"Ya! Aku menyukai temanmu! Puaskah kau sekarang?!" teriak sang pangeran dengan sorot mata tajam.
"Brengsek! Kau benar-benar pengkhianat! Menyukai sahabat tunanganmu sendiri?!" Cellie membalas dengan suara bergetar antara marah dan kecewa.
"Itu dia! Itulah sikap yang kubenci darimu, Cellie!"
"Kau keras kepala, egois, suka membantah. Kau bukan seperti Hanania-ia lembut, tahu sopan santun, dan tidak membangkang!"
Wajah sang pangeran memerah karena amarah, tatapannya menusuk tajam ke arah Cellie yang menahan air mata.
"Jangan pernah membandingkanku dengannya!" Cellie berseru, suaranya pecah karena tangis.
"Aku adalah aku! Bukan dia!"
"Cukup. Aku akan membatalkan pertunangan ini."
Beberapa hari kemudian, dalam penjara bawah tanah kekaisaran seberang...
"Kau... Lady Hertigan, tunangan sang putra mahkota, bukan?"
Nada suara pria itu sinis, penuh cemooh.
"Siapa kau, bajingan?! Kenapa kau membawaku ke tempat menjijikkan ini?! Lepaskan aku!"
"Tunangannya atau bukan, itu bukan urusanmu!" teriak Cellie, mencoba memberontak meski tubuhnya terikat.
"Kau akan tetap jadi tawananku," desis pria itu dingin.
"Sampai tunanganmu mengembalikan wanita yang telah dia rebut dariku."
Lalu, ia menunjuk langsung ke wajah Cellie.
"Dan kau... jaga sikapmu."
"Aku adalah putra mahkota kekaisaran. Kalau aku mau, aku bisa memenggal kepalamu kapan saja."
Dengan ancaman itu, pria itu berbalik dan meninggalkan Cellie sendiri dalam gelap dan dinginnya penjara bawah tanah.