Kumpulan puisi yang merefleksikan kesadaran diri, motivasi, religi, dan renungan kehidupan. ----------------------- Setitik cahaya kesadaran menjadi sesuatu yang berharga di kala gelap memenjara jiwa. Setidaknya untuk sesaat menyeka kegetiran dan lelah dalam menggapai asa. Entah apa namanya, tapi ruang ini mencoba menghadirkan spektum makna yang tak mampu diikat dengan argumentasi Aristotelian. Ia mungkin hanya sebatas butiran-butiran debu yang menyembul dari kesadaran diri yang dangkal. Selamat menikmati!

Setiap orang punya sesuatu yang berharga untuk diraih dalam kehidupannya. Namun, dalam proses mewujudkan mimpinya itu, tidak sedikit orang yang kelelahan di tengah perjalanan. Energi untuk melanjutkan perjalanan meraih mimpi dan cita-cita hangus terbakar, lalu kandas di tengah jalan. Ternyata, yang menjadi batu sandungan bukan karena tidak punya pekerjaan, bukan karena tidak adanya keluarga yang memberi dukungan. Dan bukan pula karena tidak adanya sahabat yang membantu memberikan bantuan. Yang jadi masalah adalah, ia tidak mampu mengalahkan diri sendiri. Emosi, ego, dan faktor kejiwaan yang labil justru menjadi masalah terbesar yang dihadapi banyak orang dalam menggapai impian dan cita-citanya, untuk sukses dan bahagia. Tulisan-tulisan ini adalah serpihan-serpihan batu bata motivasi yang diharapkan memberi nutrisi bagi psikis-mental orang-orang untuk mampu lebih mengenal diri dalam menggapai impian dalam kehidupannya. Untuk sukses dan hidup bahagia. Selamat membaca!

Iqro'! Bacalah! demikian sepenggal kata imperatif yang diajarkan Jibril kepada Muhammad Saw. pada kali pertama ayat al-Qur'an diturunkan ke muka bumi. Apa yang dibaca? Jika perintah membaca dipahami secara literer, maka yang disebut membaca adalah, mengeja barisan kata-kata yang termuat dalam buku--dalam bahasa Arab disebut "kitab." Dalam kisah Jibril as dan Muhammad Saw, buku/kitab suci tersebut kita kenal dengan Al-Qur'an atau Al-Kitab. Nah, tulisan-tulisan dalam buku ini menampilkan makna yang diperluas dari sekadar pekerjaan membaca yang selama ini dipahami. Membaca bukan sekadar membaca buku/kitab. Tapi, makna dari membaca dilihat secara lebih ekstensif. Membaca dalam pengertian "mengamati", "menelaah", atau bisa juga bermakna "meneliti" semua gejala, kejadian, fenomena yang terjadi di alam semesta--dalam pengertian yang seluas-luasya. Semesta yang ada pada diri, lingkungan, pergaulan sosial, budaya, politik, termasuk juga tanda-tanda alam yang tergelar luas di alam semesta. Maka, melalui SANTRI URBAN, semua yang terjadi setiap hari, jam, menit, detik, adalah rangkaian kata, kalimat, dan berjuta-juta buku/kitab yang bisa dibaca. Selamat membaca! --------------------------------------------------- Jangan lupa: Follow AKUN Berikan VOTE Tulis KOMENTAR Terima kasih