dabest2
- Reads 3,090
- Votes 395
- Parts 9
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA]
"Aku tidak akan pernah melepasmu pergi."
Sandra yang sedang mengerjakan laporan akhir bulan miliknya, tidak sedikitpun mengalihkan pandangannya mendengar pernyataan yang menurutnya terkesan sangat mengerikan itu. Seperti seorang pembunuh atau penguntit yang begitu terobsesi pada korbannya dan berencana untuk mengikuti sang korban di sepanjang hidupnya. Lebih tepatnya, sampai korban yang diincar menjadi miliknya seutuhnya.
Mannuel berdecak pelan melihat wajah dingin nan anggun di hadapannya yang seperti tidak menganggapnya ada "Aku sedang berbicara padamu Sandra. Kau dengar?" sentaknya kesal
"Lalu?"
"Jawab aku."
"Jawab?"
"Ya. Jawab aku."
"Kau mengeluarkan pernyataan dan bukannya sebuah pertanyaan untukku, Tuan Brixton."
Eh?
Ah tidak, Mannuel merasa bodoh mendengarnya. Sandra benar. Ia hanya melontarkan sebuah pernyataan pada wanita itu dan bukannya pertanyaan. Argh! Mengapa ia yang seorang miliarder muda dan dikenal semua orang ini harus selalu terlihat bodoh di hadapan wanita pujaanya. Payah!
"Aku-"
"Maaf, masih ada banyak hal yang harus kulakukan." potong Sandra tenang lalu mengangkat sebelah tangannya menuju pintu "Pintu keluarnya ada di sebelah sana. Terima Kasih."
"Kau mengusirku?!"
"Ya."
Mannuel menyugar rambut gelapnya dengan desisan sinis yang langsung keluar dari bibirnya "Kau berani mengusirku?! Aku ini-"
"Kau mau menyombongkan dirimu lagi? Baik, akan kudengarkan."
*
Dan begitulah bagaimana kedua insan ini dipertemukan oleh semesta. Baik tokoh, maupun penulis, sama sekali tidak tahu bagaimana cerita ini akan berakhir. Jadi silahkan tinggalkan komentar tentang bagaimana cerita ini harus berjalan.
Cover by : Me