Part of "Antologi Bulan Desember" Lebih tepatnya, ini adalah sebuah utas. Tentang hari-hari Hendery menghadapi keruhnya sebuah patah hati. "Semoga kamu bahagia, An." dia berlalu dalam tenang.
Ceritêra 01 • Karena sebagian dari kita yang pernah merayakan kehilangan, punya kisah bertualang dalam indahnya merakit perasaan. Copyright © 2019, Navaenra
Ceritêra 02 • Barangkali tujuan dari setiap pertemuan, untuk menyambut kembali kehadiran perpisahan. Copyright © 2019 Navaenra | #Bersemesta
"Bagiku, yang namanya pahlawan itu orang yang tetap berdiri tegap, di manapun dia di sekap. Orang yang tak lupa darimana dia besar, dan bagaimana dia dibesarkan. Orang yang akan selalu bangkit, walau tubuhnya remuk. Dilanda jutaan sakit. Bagiku mereka pahlawan. Mereka pejuang yang semangat, sebelum akhirnya berpisah d...
Barangkali datangnya gelombang sayang, berasal dari frekuensi nyaman berdurasi panjang. Copyright © 2019, Navaenra
"Kamu tahu gak alasan kenapa Tuhan ngasih semua rasa sakit ini sama kamu? Karena untuk bahagia itu perlu luka Bumi. Tuhan tahu kamu hebat makanya Dia ngasih semua rasa sakit ini ke kamu. Ini semua biar kamu paham bagaimana caranya bertahan dan bagaimana caranya kamu bangkit. Jadi Bumi, tolong bertahan, ya?" - Senjani
ialah sang klausa jatuh hati pada sajak yang ditulis dengan penuh hati hati. ©2020, all rights reserved by saturnlaus.
[ hiatus ] ↺ ft. mark lee - untuk mark si pria gereja, suara rasa dari jogja di langit kala jingga menerpa kabar duka sukar diterima kita sejauh pluto dan planet pertama
⚝ pls. 준호 / JUNHO ❛ sebuah uluran lengan. satu lampiran, yang maknanya telah jadi dua jabaran. DE-HANA ©２０１９ B / lowercase.
☽ pls ｡ 재민 / JAEMIN ❝ skala, nestapa memberiku surat. katanya, kita adalah dekat yang bersekat. hanya saja, kalau rasa ini terlantas dipahat, apa boleh buat? ❞ /DE-HANA ｡ 2O2O 🌘
⚝ pls. 김민주 / MINJU ❝kisah ini ada kala pigura saya berujar suatu tanya. tanya yang bahkan semesta, enggan tuk beri jawabnya.❞ ©DE-HANA tahun 2O2O
[hiatus] 𝙛𝙧𝙖𝙨𝙖 𝙗𝙚𝙧𝙨𝙪𝙖𝙧𝙖 𝙨𝙚𝙧𝙞𝙚𝙨 bumi jogjakarta dan segala tetek bengek asmaralokanya. © rekayasemu, 2O2O
