past_ific
"What Datura couldn't swallow, smeraldo couldn't say."
Sejatinya, semua hal yang ada di dunia ini haruslah jatuh cinta kepada yang setara, sama, juga satu dalam takdir. Jika berbeda, maka itu sama saja dengan melanggar peraturan yang telah terukir lama di semesta.
Namun, bagaimana jika seorang vampir yang terhebat di bangsanya harus dibelenggu dengan perasaan cinta serta dilema, antara hasratnya kepada keluguan seorang manusia atau kesetiaan seorang vampir yang sudah lama menjadi sahabat sejak kecil?
Inilah garis takdir yang akan dipentaskan melalui aksara yang telah terukir, kisah South Kaiser Nalesz-seorang vampir yang memiliki kebencian dan dendam besar kepada manusia, tetapi harus merasakan kekaguman akan keluguan seorang manusia-Hikamiya Harumi. Ia mengira, kekaguman yang berdasarkan hasratnya itu adalah bentuk cintanya, menyangka bahwa Harumi adalah pasangan jiwanya. Namun, Abigail Walzerton-seorang vampir berparas cantik layaknya Dewi Nyx selalu berperan seperti "pasangan jiwa" South. South selalu merasakan bahwa ia bisa "pulang" ketika bersama Abigail, dan Abigail tak menolak apabila South membutuhkan dukungan emosional darinya.
Hal ini membuat South terpojokkan dengan belenggu dilemanya-sebenarnya, cinta apa yang ia rasakan selama ini? Manakah yang lebih penting untuk ia pilih? Manakah yang benar-benar siap untuk ia cintai dan ia terima cintanya?
Manakah cinta yang harus ia pilih?