Romance | General Fiction | Action You know the little ones that you are cubs. Do not dream about what I feel. You are a woman without any honor. I have a heart to overwhelm my family's affection. please mirror yourself first.-Idhan. Kau bukan tuhan nak menghukum. Kau bukan tuhan nak menilai. Kau hamba Allah. It's up to you kau nak hina aku. Maki aku and so on. But make sure perempuan yang kau kata hina ni. Perempuan yang kau kata murah ni..Akan sendiri runtuhkan ego setan dalam diri kau. I will prove it. - Irsya. ____________________________ Sedar akan statusnya sebagai anak angkat. Sedar akan statusnya sebagai golongan terhina. Tapi dia sedar setiap apa yang diberiNya adalah yang terbaik. Sakit macam mana pun kena telan. Kena hadam. Hanya itu sahaja jalan terbaik bagi insan yang lemah sepertinya. _____________________________ Heh..Anak pungutan layak ke tinggal sebumbung? -Idhan. ××××× Terima kasih kerana pinjamkan dia untuknya walau sekejap. Terima kasih kerana beri dia peluang merasainya walau sekejap. Terima kasih kerana meminjamkan segala perasaan bersamanya walau sekejap. Terima kasih. Terima kasih Ya Allah.. ✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖

[COMPLETED] "Tugas saya sebagai isteri awak dah selesai. Selamat tinggal Haider Luthfan." Larayne Xaviera x Haider Luthfan All rights reserved by thelifeof_rene Start:Januari 2022 End : Mac 2022 ⚠️Emosi Berat! ⚠️Read at your own risk!

When I hate you, aku cuman aktingㅡcinderèyna, 2O2O

[SELESAI] "lagi-lagi Jeno ingkar, ia meninggalkanku tanpa kata selamat tinggal."-Shannon ** "Lihat, siapa yang jalang? Lo atau nyokap gue?" Tanya Jeno dengan tatapan mengejek, hal itu mmebuat Shan tersenyum kecil. "Gak ada yang lebih nikmat dari penghianatan bukan? Mari membuat lo dan gue berkhianat pada orang tua masing-masing." ** Mati rasa, itulah yang Jeno simpulkan untuk kondisi saudara tirinya saat ini, Shan terlihat baik-baik saja dari luar, namun Jeno tahu bahwa Shan begitu kesakitan di dalam. Masa lalu yang begitu kelam membuat Shan kesulitan untuk menyadari bahwa masih ada orang yang peduli padanya, namun dirinya selalu menyangkal semua itu, ia beranggapan bahwa tak ada lagi yang perlu ia percayai di dunia ini. Pukulan demi pukulan, perkataan menyakitkan, dan tingkah licik dari Papanya membuat Shan menyimpan dendam yang besar, dendam yang tak boleh dilakukan oleh seorang anak pada orang tuanya sendiri, namun itulah Shan, ia benar-benar mati rasa hingga menganggap ia hidup sendirian di dunia ini.

Jihan rindu rumah lama nya. Jihan hanya berharap suatu hari nanti ia bisa merasakan rumah yang sebenarnya. Jihan hanya ingin mendengar ungkapan sayang dari orang yang paling ia sayangi. Harapannya begitu kecil tapi rasanya susah sekali untuk mewujudkannya. "Aku rindu rumahku, tapi rasanya mustahil jika aku bisa merasakannya kembali." -Jihan. TRIGGER WARNING⚠️ Cerita ini terdapat kata-kata kasar dan kekerasan! Buat kalian yang gampang ke trigger lebih baik tidak usah baca ya :› Terima kasih! ©greiibyclouds, 2021

[Telah Dibukukan, Tidak tersedia di Gramedia] ❝Untukmu, Na Jaemin. Laki-laki tak sempurna Sang pengagum hujan dan sajak❞ ©tx421cph