Pergi bukan berarti tak akan pulang. Penyesalan memang terjadi dari sebuah keegoisan. Kasih, juga pilu. Lelah, Jimin hanya lelah bertahan saat Jungkook hanya menyerahkan takdir tanpa adanya keinginan untuk bersama, pikirnya. Sampai saat terpikirkan jika rumah bisa dicari di sembarang tempat. Membuat Jimin pergi membawa hati yang luka, meninggalkan sang terkasih karena ketidakmampuannya untuk bertahan;bukan, mereka tak mampu bertahan. Tapi sayang kemanapun ia pergi, tidak ada rumah untuk Jimin. Karena pada sejatinya, kemanapun ia melangkah dan pergi menghindar. Rumahnya tetap sama. Jeon Jungkook.

Menjadi orang yang sering dilibatkan dalam hal berbau proses pelamaran membuat Jimin mendambakan, kapan dirinya akan dilamar oleh sang kekash? Mau sampai kapan Jungkooknya itu tidak siap sebab rasa takut dan trauma karena pernikahan gagal yang dialami oleh kedua orang tua si tampan? Haruskah Jimin menikah dengan yang lain? Atau bertahan dalam hubungan pacaran bersama Jungkook yang mungkin saja tidak akan pernah melamar dan menikahinya?

El dan Alesh sudah bersahabat sejak masa kecil. Keduanya selalu bersama tak terpisahkan bak perangko dan lemnya. Suatu ketika saat menginjak jenjang perkuliahan, di tengah semester Alesh mendapatkan kesempatan untuk melakukan pertukaran pelajar ke Italia. Selama masa LDR, El yang sering jahil dan membuat Alesh kesal justru kini merindukan dan menunggu kepulangan Alesh. Alesh kembali tepat di bulan Februari, saat hendak membuka loker miliknya ada setangkai bunga mawar dan sepucuk surat yang berisikan ungkapan kata cinta dengan judul 14 hari untuk mendapatkanmu. Alesh memberitahukan hal tersebut kepada El, namun sahabatnya itu hanya meledek. Hingga hari ke 14, surat itu datang langsung bersama pemiliknya dan mengutarakan cintanya. Jungkook As El Jimin As Alesh

Semua orang terlahir memiliki tanda soulmate yang sama persis dengan pasangan mereka. Jimin sudah lama mendambakan sosok yang akan menjadi takdirnya nanti. Jimin tidak sengaja "memanggil" sosok yang sudah menjadi takdirnya melalui buku usang yang ia temukan di perpustakaan. Jeon Jungkook tiba, iblis yang memiliki tanda sama dengan Jimin.

Jimin terlanjur retak dan hancur, bagai serpihan kaca yang sukar untuk pulih, membawanya pada keskeptisan, pun kepercayaan yang hilang terhadap cinta. Ia memilih untuk menepi dari sana, enggan bersinggungan sama sekali, enggan melirik, enggan mendekap. Baginya, kata itu hanyalah sebuah omong kosong. Namun bagaimana bila Jeongguk mempersembahkan kata yang sama? Kepada Park Jiminㅡsahabat terbaiknya. "Jimin, kamu itu kayak malaikat yang lupa caranya untuk terbang." ㅡ WRITTEN for VALENTINE 2021 @kookmin_eclipse on twitter

Semuanya terasa baru namun tidak dengan perasaan mereka. Meniti kembali langkah pada jalan kosong yang pernah terisi. Yakinlah, hanya potongan puzzle yang hilang tidak dengan letaknya. Kenangan yang hilang namun tidak dengan rasanya.

Ini tentang Jimin yang mendapat pesan dari mantan kekasihnya dan terus menanyakan apakah dia bisa berpura-pura masih berkencan dalam beberapa waktu karena satu alasan yaitu, mantannya belum memberi tahu Ibunya bahwa mereka sudah putus sejak setahun lamanya. Walau sudah bersikeras untuk menolak ajakan bodoh yang diminta oleh mantannya itu, nyatanya hati dan pikiran jimin tidak bisa berjalan seirama.

Kepergian Jimin untuk melanjutkan studinya di London membuat Jungkook tersadar akan perasaannya yang datang sangat terlambat. Di detik-detik terakhir Jimin meninggalkannya, Jungkook baru merasakan bahwa hatinya selama ini juga turut mendamba sang pujaan. Relakah Jimin meninggalkan Jungkook setelah sekian lama cintanya baru berbalas? Atau kali ini, harus ada hati lain yang berjuang mempertahankan perasaan?