ud0ntknovv's Reading List
2 stories
Thief! by HaiHaiMila
HaiHaiMila
  • WpView
    Reads 256,502
  • WpVote
    Votes 23,020
  • WpPart
    Parts 13
TELAH HILANG SATU UNIT KAMERA DSLR Berawal dari hilangnya spaghetti bolognese dikulkas hingga kamera DSLR di sebuah rumah kontrakkan, seluruh penghuninya pun berkumpul mengadakan rapat darurat. Mereka saling menuduh satu sama lain sebagai suspect alias tersangka maling. Inilah alibi para penghuni : Suspect #1 : Tara - Penghuni Kamar Lima "Gue nggak nyuri kamera lo, Mba Cit, suer nggak! Gue emang ada ke kontrakkan tadi sore ambil dokumen kerja gue, tapi langsung buru-buru ke kantor, nggak ada ke kamar lo! Sumpah demi Tuhan!" Suspect #2 : Bima - Penghuni Kamar Satu "Kan gue udah bilang, Mba Cit, gue sibuk kursus di les bimbingan belajar. Mending belajar buat SBMPTN daripada nyuri barang di lantai dua khusus cewek. Naik tangga butuh effort lebih banyak dibanding duduk ngerjaiin integral." Suspect #3 : Ben - Penghuni Kamar Dua "Perlu, nih, gue telepon teman gue? Gue seharian di sebelah dia, kok." Suspect #4 : Citra - Penghuni Kamar Empat "Gila! Lo nuduh gue nyuri barang gue sendiri? Yang benar aja!" Suspect #5 : Sebastian - Penghuni Kamar Tiga "Dia... cewek kamar lima itu, menurut gue dia paling mencurigakan." "Hah?! Kok, gue?!" Tuduhan serius dari Sebastian menggeramkan Tara. Keseimbangan yang Tara sebut 3L alias Life, Love, dan Labor-nya tambah hancur karena mendadak ditunjuk menjadi detektif gadungan untuk mengungkap siapa sesungguhnya maling di kontrakkan mereka. Belum lagi cowok congkak, sinis, bin tukang tuduh yang namanya punya lima suku kata, si Se-bas-si-a-lan! itu tiba-tiba jadi baik kepada Tara. Jangan-jangan... Sebastian adalah malingnya?
Oris Sigra✔ by Tenderlova
Tenderlova
  • WpView
    Reads 553,816
  • WpVote
    Votes 122,177
  • WpPart
    Parts 32
[SUDAH TERBIT] Dear, Naresh... Saat saya berkata bahwa saya mencintai kamu, saya tidak pernah berbohong. Bahkan saking cintanya, saya sempat berpikir bahwa kehadiran kamu di kehidupan saya hampir menyerupai oksigen. Tanpamu, saya tidak yakin bahwa saya bisa bertahan. Naresh, seperti katamu, kesedihan yang saya terima selama ini adalah langkah saya untuk mendewasakan diri. Tapi jika kesedihan terberat saya adalah dengan kehilangan kamu, maka sudah sedewasa apa saya di mata kamu? Saya tidak berpikir sejauh sana untuk bersedih, untuk tiba-tiba kehilangan kamu. Tapi jika memang benar sepahit itu kenyataan yang harus saya telan, maka baiklah. Saya persembahkan kedewasaan dalam diri saya ini untuk kamu. Hanya untuk kamu. ©tenderlova, 2021 | Oris, Hendery ⚠️21+⚠️