Jingle Hell, Jingle Hell, Jingle all the way. Oh what fun, It is to hide; To slaughter and to slay... (Winner of @Fright's Holiday Horror Contest!) Highest ranking: #10 in horror, 27th December 2016 Featured in @IncarnateMovie 'Best of Horror' reading list Featured on @Fright @Wattfest @SpeculativeFiction @ForbiddenWorlds reading lists Featured Story December 2018 (Home For the Holidays) Featured Story November 2020 (Editors' Choice) Featured Story October 2021 (Homepage, Spooky SZN) Also available on Amazon and at Barnes and Noble Includes audio Cover by @RachelS8766 Disclaimer: This story is rated PG13, and any comments on this story should also be suitable for 13 year olds to come across. Any comments which are not PG13 may be removed without notice. Thank you ☺♥

Sepuluh tahun telah berlalu, kini WitherCrown Manor mendapatkan tuan baru. Keluarga Howard yang kaya raya serta terkenal tinggal di sana bersama istri dan ketiga anaknya. Saat pertama kali menginjakkan kaki ke WitherCrown Manor, Dakota Frensie Howard--anak tertua keluarga Howard sudah mendengar rumor mengenai rumah barunya. Rumor yang mengisahkan bahwa WitherCrown Manor menyimpan sebuah kutukan dan juga rahasia yang gelap. Tidak ada yang tahu bagaimana asal-usul cerita itu muncul. Namun penduduk di WitherCrown Manor memercayai rumor tersebut. Dan yang paling digaungkan dari rumor itu adalah, sang Monster penjaga WitherCrown Manor yang licik, kejam dan tidak punya hati. Sang Monster selalu mengadakan kesepakatan dengan penghuni baru WitherCrown Manor. Sayangnya, sang Monster lebih tertarik dengan anak-anak, karena baginya mereka mudah ditipu.Tidak ada yang berhasil selamat dari cengkeraman sang Monster terkecuali, jika kamu bisa menemukan cara menyudahi kesepakatan itu atau ... kau harus menikah dengan sang Monster. Bagi Dakota, rumor itu omong-kosong, dan jika itu benar, dia ingin mengadakan kesepakatan dengan sang Monster. Sayangnya, dia tidak terlalu memerhatikan konsekuensi dari kesepakatan itu. Karena jika Dakota tidak bisa menyudahi kesepakatannya, dia harus menetap selamanya di WitherCrown Manor sebagai pengantin sang Monster. ------ ◾️Illustration by Jessica Roux ◾️Cover edited by dellasintya

I draw the people I hate at school. I hear the gossip, I hear the lies but I draw what my own eyes see. And I see the embarrassing, devastating, beautiful secrets my peers all try to hide. I have quite the collection of their paradoxes; a sketchbook full of costumes and lies... Until the most popular boy, and my most hated, happens upon my misplaced book of secrets. ***** Alys is a wallflower. She is faceless, voiceless... and she is free. Being nothing more than an ever-shifting shadow is an art she mastered long ago. It's one that allows her to sketch the oblivious people around; drawing their true lives without ever being seen. The art within her pages is extraordinary; Alys' hands having the ability to create perfect renditions of the world around. HER version of the world. Yet her fingers tighten upon each pencil; the dark remnants of her past still haunting her. So, she hides her true ability behind a quiet wallflower's eyes. No one must see, no one must know. For her past is all SHE knows. Within her school there is another student she despises the most; a wolf hidden amongst a flock of sheep. Hayden; the boy loved and adored by those around him. Hayden; the monster who secretly hated them all. She never wanted to meet him. She never wanted to have to interact with ANY of them, but that all changed when her friend is accused of a crime she did not commit in a flurry of senior pranks gone wrong. In the chaos Alys faces afterwards, she accidentally leaves her condemning book behind. Who else would find it but Mr. Popular; the devil who fakes it all? Hayden has found the most interesting obstacle, a girl who can see anyone for what they truly are- even him. And with art so beautiful, so breathtaking... so dangerous, he entices Alys with a proposition she can't refuse. She would be his puppet, to do as he bid, and he would help her get her revenge... his revenge. And in what better form than a mural at graduation? One that might not be as it seemed.

BUKU KEDUA dari 'Kisah Watson' {WARNING: It is advisable to read the first book!} Watson pulang ke kota asalnya, New York. Hal itu meninggalkan jejak kentara bahwa Klub Detektif Madoka kekurangan orang. Tapi tidak mengapa, tak ada kejadian serius yang membutuhkan jasa mereka. Bisa berabe jika klub detektif memperoleh kasus berantai selepas kepergian Watson yang selama ini menjadi 'otak' dalam setiap penyelesaian masalah. Kotak permohonan kasus pagi itu cukup banyak. Saat membaca surat-surat, salah satunya berisi permintaan tolong mencarikan peliharaan yang hilang. Itu surat dari pemohon yang gencar menginginkan kembali anjingnya. Tak menyerah dan selalu rutin mengirim surat permohonan di musim panas, musim gugur serta musim dingin. Alih-alih menemukan, yang ada kasus hewan justru membengkak di Moufrobi. Klub Detektif Madoka percaya bahwa inilah kasus dan masalah baru yang akan mereka hadapi. Bagaimana cara mereka menyelesaikannya tanpa adanya Watson? Akankah anggota baru yang bergabung memiliki kesempatan?

Pertama kali penguntit monokrom muncul di kehidupan Hellen saat pemakaman teman masa kecilnya, Rokko Romeron. Orang misterius itu selalu memakai jaket hujan berwarna kuning, menghantui Hellen bertahun-tahun. Hellen tidak bisa digentayangi seperti ini terus. Dia harus mencari tahu, siapa sebenarnya si penguntit itu. Tetapi bagaimana caranya? Alih-alih menyelidiki, Hellen sudah ketakutan begitu sosoknya tampak. "Kalian punya kegundahan? Punya masalah? Tidak bisa menyelesaikannya sendiri? Kami klub detektif Madoka hadir membantu!" Entah bagaimana, waktu membawa Hellen ke kelompok detektif Madoka. Klub yang baru dibuka di sekolahnya, kemudian menjadi anggota tetap sampai sekarang.

Jerena Bari, itulah nama kakak Jeremy. Seorang wanita tunagrahita yang menghilang selama setahun. Walau sudah meminta bantuan polisi dan divisi pencari orang hilang, Jerena tak kunjung ditemukan. Tampaknya dia tersesat jauh. Di balik keceriaannya, Jeremy menyimpan rasa sedih seorang diri. Di balik ketangguhannya, Jeremy menyimpan rasa sakit sendirian. Berharap terbaik bisa reuni kembali dengan sang kakak yang memberinya kebahagiaan. Atau Jeremy minta tolong pada Klub Detektif Madoka saja? Dia kan juga anggota klub. 'Maafkan aku, Bari. Dengan keadaanku yang sekarang, aku tak bisa membantu meskipun aku ingin menemukan kakakmu.' Demikian kata Watson di kertas komunikasi.

"Kalian tidak penasaran? King suka sekali membaca novel itu. Aku juga sering melihatnya membawa buku itu ke mana-mana." Pertanyaan random dari Aiden memancing sebuah misteri baru. Mereka mungkin memang sering melihat King membaca novel berjudul 'Please Find My Brother', bahkan sesekali menceritakan isinya. Tapi, lain lagi di sudut pandang Watson. Dan benar saja firasatnya. Ketika King tak sengaja meninggalkan novel tersebut di klub, Watson ingin mencoba membaca, kemudian terdiam. Tidak ada satu pun tulisan di sana. Novel itu kosong. Lantas apa yang selama ini King baca?

Niat mau berlibur ke Taman Pockleland, yang ada orangtua Watson Dan tewas oleh ledakan bom. Sakit hati dengan kenyataan tersebut, dia pun berhenti menyukai dunia misteri lantas meninggalkan New York. Dia juga mengurungkan niat masuk ke Akademi Alteia (sekolah tempat para pelajar berbakat) memilih homeschooling. Tadinya Watson berniat tidak ingin bermain-main dengan misteri lagi, namun dia terlalu mencintai hobinya. Setelah belajar privat selama tiga tahun, Watson memutuskan bersekolah normal dan dipaksa terlibat dengan kegiatan klub detektif. Keberadaan klub itu mendorong Watson untuk melanjutkan bakatnya. Jangan lupa, ada sebuah misteri yang terjadi di Pockleland. Dalam rangka menguak kebenaran dari ledakan misterius, Watson mendapat kasus besar yang membayang-bayangi Kota Moufrobi. Dia mau tak mau harus sukarela memecahkannya.

Semua orang yang bernafas di muka bumi ini mengenakan topeng dalam menjalani kehidupan sehari-harinya. Topeng yang digunakannya untuk menutupi kegelapan yang bersarang di dalam hatinya. Sampai kapan kau bisa menyembunyikan 'dirimu' dari dunia? Seberapa lama kau bisa menerima tekanan, sebelum tekanan itu meruntuhkanmu? Bisakah kau melawan keinginan dirimu yang kau sembunyikan? Bisakah ... kau mempertahankan 'topeng'-mu?