Ghfina
"Cek.. cek.. ehm.., Baswara Adnan Zayyan kelas sebelas IPA dua ditunggu diruang guru sekarang." suara tersebut terdengar dari speker didalam kelas.
"Ibas.. Ibas, ada-ada aja tuh anak."
Beberapa anak kelas IPA tiga menggelengkan kepala mendengar nama itu dipanggil kembali di speker kelasnya.
"Hampir tiap minggu dipanggil ke ruang guru si Ibas."
Seantero sekolah tahu Ibas itu anaknya bermasalah, hampir tiap minggu dipanggil ke ruang guru buat menghadap. Tapi Ibas itu pinter, buktinya dia berhasil masuk kelas Ipa dua, kelas unggulan kedua dari empat kelas unggulan di SMA Taruna Angkasa.Sekolah ini mempunya total 12 kelas IPA dan 12 kelas IPS tiap angkatannya, sekolah swasta favorit yang mau masuknya pun harus test.
"Ayesha Eshal Aliza kelas sebelas IPA tiga ditunggu diruang guru."
"Loe bikin masalah juga kaya si Ibas cha? Kok loe dipanggil juga?" ujar teman sebangku Ayesha.
Gadis berkerudung putih panjang itu berjalan bingung menuju ruang guru. Disusul Ibas yang sudah berjalan dibelakangnya.
"Nah, Baswara dan Ayesha kalian akan jadi perwakilan sekolah untuk pekan sains ilmiah bulan depan. Ibu harap kalian bisa bekerja sama membuat suatu karya ilmiah dan membanggakan sekolah."ujar kepala sekolah panjang lebar.
Sejak saat itu hari-hari Echa-Ayesha berubah. Selain sibuk akademis Echa juga sibuk menghadapi patner projeknya iya Ibas. Ibas yang terkenal tukang onar, Ibas yang hobinya cabut waktu kelas, Ibas yang misterius, Ibas yang jailnya kebangetan.
Tapi setelah Echa tahu kisah hidup Ibas, pandangan Echa berubah. Ibas itu perhatian, Ibas itu pintar, Ibas itu bertanggung jawab.
***
Boring dengan cerita begini? Baca dan temukan perbedaannya.