Tentang Akira dan Fero, dua adik-kakak yang kehilangan orang tua saat umur mereka bahkan belum seberapa. Akira, lelaki berumur 11 tahun yang sedari kecil selalu dilatih keras oleh Sang Ayah, tapi saat ada bahaya, ia justru tidak bisa melakukan apa-apa. Alasannya karena ada Fero yang terus menangis di sampingnya. Fero, lelaki berumur 9 tahun yang lahir sebagai manusia serigala, gen serigala diturunkan oleh ayahnya yang juga manusia serigala. Akan tetapi, dari segi fisik, Fero hanyalah anak biasa yang masih lemah. Akira membenci serigala semenjak kejadian 'itu' menimpa keluarganya, tapi sialnya ia tidak bisa menyangkal, kalau Fero yang selalu ada di sampingnya juga serigala.

Namanya Satria Dirgantara. Seperti namanya, ia seorang kesatria, tapi ... kesatria tanpa senjata. Membuat dirinya mudah sekali terluka. Dan, jadilah ia remaja enam belas tahun yang berteman akrab dengan luka. Remaja yang memiliki senyum secerah senja dan tatapan sekelam samudra. Jika sudah tersenyum secerah itu maka topengnya nyaris sempurna, menyembunyikan goresan panjang tepat di dada. Tak akan ada yang tahu kalau ia sedang berpura-pura bahagia. Sebab rasa sakitnya, tak akan ia biarkan siapa pun tahu seberapa beratnya. Cukup orang-orang menilai bahwa ia adalah sosok paling bahagia di dunia. Namun, benteng pertahanannya mulai goyah semenjak ibunya telah tiada. Padahal ia hanya punya ibu saja di dunia. Lalu, lelaki itu datang, memberinya ucapan penenang, juga peluk hangat yang entah kenapa membuat dia bisa merasakan hangat pelukan Sang Ayah yang selama ini hanya ia damba dalam bayang-bayang. Lelaki itu memperkenalkan namanya sebagai Fandi sekaligus ayahnya. Kemudian semua berjalan begitu saja. Keluarga Fandi yang awalnya baik-baik saja itu hancur karena kedatangan Dirga. Membuat ibu dari dua anak kembar Fandi yang lain pergi dari rumah, dan Dirga harus menerima tatapan tak suka juga perlakuan kasar dari salah satu abang kembarnya. . "Gue emang enggak pantas jadi adek lo berdua, Bang."--Satria Dirgantara . "Gue bukan abang lo, jadi stop panggil gue 'abang'. Satu lagi, Fian juga bukan abang lo. Dia cuma punya satu adek, yaitu gue." --Refino Aditya . "Kalau disuruh memilih antara kalian berdua, jelas gue enggak bisa milih salah satunya. Karena kalian berdua sama-sama adek gue."--Refian Aditya

Misteri yang Stev bawa bersama hadirnya, sedikit demi sedikit mulai terungkap.

⚠️[Bukan cerita sis-con]⚠️ "Cium pipi dulu!" Adrian menoel-noel pipi kirinya sendiri. Entah sejak kapan helm-nya sudah terlepas dari kepala. "Dih! Najis." "Biasanya juga lo cium gue kalau lagi ada maunya. Sekarang sok-sokan bilang najis." "Lah? Itu 'kan kalau ada maunya." Lia hendak kembali berjalan sampai lagi-lagi suara itu membuatnya ingin menenggelamkan Adrian ke dasar samudra. "Ya udah ... ntar pulangnya naik ojek." ~●~Follow sebelum baca! Makasih.~●~

#Short story Awalnya semua baik-baik saja. Hidup tanpa kedua orang tua tak membuat hidup Geri terasa hampa. Karena selalu ada Rara bersamanya. Gadis ceria yang akan selalu Geri jaga sekuat tenaga. Karena Rara adalah dunianya. Namun, semua berubah saat Rara mencoba menyembunyikan sebuah rahasia dari abangnya. Rahasia yang mengantarkannya pada masalah besar dengan nyawa sebagai taruhannya. ♡●Harap follow sebelum membaca!●♡