Sepanjang jalan besi dari Kediri menuju Jakarta, suara bising yang menyapa telinga teramat hampa untuk dijadikan alunan melodi tenang bagi Kara. Lalu saat langit benar-benar memberikan candu untuk dilihat mata, agaknya takdir Tuhan berkata lain pada semesta. Kara harus rela separuh tubuhnya didera habis oleh Osteosarcoma. Penyakit yang membuat pijak kaki itu tidak lagi sempurna. Terutama tidak lagi mampu mengejar Hendra yang sewaktu-waktu pergi dengan langkah panjang penuh tenaga. Untuk seisi buana, Kara berharap akan kembali melangkah bersama. Walau ditemani satu kaki pengganti tanpa desir darah di dalamnya. ================================ © 2021 | Dermagakelabu

"Kita pernah ada dalam rahim yang sama, tetapi lahir dengan jalan takdir yang berbeda." --Sa Gema Arkanza-- "Jika hening malam dan kepul asap tak lagi menenangkan diri. Maka menanti perjuanganmu memelukku adalah hal pasti yang menenangkan hati." --Fatamorgana Syahdewa-- ============================== CERITA INI DIIKUTKAN WRITING MARATON 30 HARI BERSAMA AERGLO PUBLISHER X CHARS PUBLISHER. Semoga Allah meridhoi tulisan saya hingga titik akhir jalan cerita. Jangan lupa vote, komen, and share. Saya hanyalah manusia yang berharap agar tulisan saya mampu menginspirasi para pembaca, meski napas saya tak lagi bersama dengan raganya. ============================== Start = Kota Tahu, 18 Maret 2021 Finish = Kota Tahu, 14 April 2021 ============================== Rank # 4 Fatamorgana [27 Maret 2021 ] # 3 Dermaga [27 Maret 2021 ] # 2 Dermaga [29 Maret 2021 ] # 3 Ac30dayschallenge [ 29 Maret 2021 ] # 2 Ac30dayschallenge [ 01 April 2021 ] # 1 Dermaga [ 02 April 2021 ] # 7 Sick [ 07 April 2021 ] # 2 Ac30dayschallenge [ 09 April 2021 ] # 3 Fatamorgana [ 09 April 2021 ] # 2 Fatamorgana [ 12 April 2021 ] # 2 Ac30dayschallenge [ 12 April 2021 ] # 5 Sick Story [ 12 April 2021 ] # 2 Sick Story [ 13 April 2021 ] # 1 Ac30dayschallenge [ 13 April 2021 ] # 1 Sick Story [ 14 April 2021 ] # 1 Poem [ 15 April 2021 ] # 3 Gema [ 15 April 2021 ]