"kak Nandra?, ini ulah kakak?" tanya Ania. Seringai muncul di bibir itu "Ia, lo mau temen lo lepas kan? Tapi ada syaratnya" masih dengan seringai. "apa mau kakak, kalau ini tentang kemarin jangan sangkutin Tania. Dia ngga salah kak?!" dengan wajah memohon. "gue mau lo jadi pacar gue, dan jadi milik gue selamanya." Ania kaget. "kakak gila aku ngga mau." sarkasnya. "itu terserah lo, kalau itu mau lo. temen lo akan terjun dari gedung ini." tekan nya di kalimat terakhir. Deg Yuk mampir baca dulu ya semoga suka

Ketika Laksamana Tirtoadji sang Ketua Senat dipertemukan dengan Namita Aisyah sang Kutu Buku melalui sebuah perjodohan, keduanya kesulitan untuk menyesuaikan diri satu sama lain. Namun, ketika rasa sudah bicara, dapatkah mereka berpaling? *** Menjadi ketua senat saat duduk di semester 6 bukanlah perkara yang mudah bagi seorang Laksamana Tirtoadji. Terlebih lagi, saat di kampus, ia masih harus dibebani untuk mengawasi Namita Aisyah. Namita yang seorang kutu buku akut, selalu sibuk dengan buku-buku usang di perpustakaan fakultas, tanpa mau tahu hal tentang sang ketua senat-Laksa-alias tunangannya. Bahkan di saat gadis lain berlomba-lomba menjadi stalker di semua media sosial milik Laksa maupun di dunia nyata, Namita tampak tidak peduli. Lalu, bagaimana kelanjutan hubungan Namita dan Laksa di saat jarak tercipta antara si kutu buku dan senat kampus? Bertahan, atau berhenti di tengah jalan karena perbedaan mereka? Cover design by Raymond Gardener.