paiyaasih
- Reads 16,149
- Votes 1,064
- Parts 10
!!FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!💌
Ini tentang Aruna Ayudya yang harus merawat pasiennya yang keras kepala Febrian Elvarion Raesvara, lelaki lumpuh yang kehilangan arah. yang lelah terhadap dunia, dan pasrah.
"Jangan pergi, Runa, aku mohon..."
Suara Febrian serak, nyaris pecah. Kedua matanya merah, memohon... tapi ada sesuatu yang jauh lebih dalam dari sekadar luka-ada kegilaan yang perlahan tumbuh dari kehilangan.
"Aku nggak butuh fisioterapi. Aku butuh kamu. Aku butuh kamu di sini, setiap hari, setiap detik."
Tangannya yang gemetar menggenggam lengan Aruna lebih kuat. Bukan sekadar mencegah... tapi menahan. Menuntut.
"Aku udah kehilangan segalanya, Runa. Keluarga, harga diri, hidupku-semuanya. Jangan paksa aku kehilangan kamu juga. Karena kalau kamu pergi... aku bakal hilang kendali."
Ia menyandarkan kepalanya ke sisi perut Aruna. Lembut, tapi sesak. Seperti seseorang yang manja... dan berbahaya. Sentuhan itu bukan sekadar bentuk ketergantungan-itu kepemilikan yang diam-diam ditanamkan.
"Kamu sendiri yang bilang mau bantu aku sembuh, kan? Kalau gitu jangan pernah ninggalin aku. Jangan pernah, Runa."
Matanya mendongak, menatap Aruna dengan intensitas yang menusuk.
"Kamu obatnya. Kamu satu-satunya yang bikin aku waras. Tapi kalau kamu pergi-aku juga akan bawa kamu pergi sama aku. Aku nggak bercanda."
Senyumnya tipis, pelan... namun penuh bahaya.
"Kamu milik aku sekarang. Nggak akan ada yang bisa ambil kamu dari aku. Bahkan kamu sendiri."