ChocolateRumRaisin
- Reads 1,526
- Votes 18
- Parts 3
Trevor memasuki kantornya yang masih sepi. Rita, sekretaris pribadinya membisikkan sapaannya dengan lembut, “Pagi Trevor”.
“Jangan pernah menyapaku seperti itu lagi Rita!” bentak Trevor kasar. Ia mengacak rambut cokelatnya itu, frustasi dengan perlakuan Rita. Ia ingin sekali memecat Rita, namun apa daya, ia pernah berhutang budi dengan orang tua Rita. Trevor tak tahu apa jadinya apabila kedua orang tua Rita mengetahui sikap anaknya sekarang.
Trevor merasa perlu menghilangkan rasa penatnya sejenak. Ia segera meluncur ke Café milik sahabatnya. Ia heran melihat sahabatnya yang terlihat kacau, “Max, kau kenapa? Ada masalah?”. “Aku frustasi dengan pelayan baru itu. Dia sangat-sangat buruk. Pagi ini saja, dia sudah mengecewakan lima pelangganku.”, jawab Max dengan memberi penekanan pada kata buruk.
Trevor yang sedang menyeruput hot chocopun langsung tersedak, “Apa?! Lima pelanggan? Kau gila, dia bisa menutup cafemu kalau begini terus. Mengapa kau tidak memecatnya saja?”. Max menatap Trevor dengan serius, “Entah mengapa aku ingin tetap mempertahankannya”. Trevor menyipitkan matanya dan menyelidik Max, “Max, apa kau tertarik padanya?”. Max mengangguk pelan.
“Tunjukkan padaku, seperti apa dia”, pinta Trevor sambil menunjukkan wajah innocentnya. Pandangan Max menelusuri seluruh Cafenya, pandangannya berhenti di pojok Café. “Itu dia, gadis yang berdiri di ujung sana” ujar Max seraya menunjuk gadis yang dimaksudnya.
Mata Trevor terbelalak seketika melihat gadis itu.