levioura
- Reads 549
- Votes 262
- Parts 9
Shazy melewati hiruk pikuk kehidupan sebelum umurnya menginjak sembilan belas tahun. Melihat sisi tak terduga dari mereka yang dipandang remeh, jeritan dari seorang anak korban keambisiusan orang tuanya, privilege seseorang yang bikin iri setengah mati, hal yang ia punya tapi tak ia sadari yang ternyata itu adalah satu dari sejuta keinginan seseorang, dan banyak lagi.
"Jangan banyak ngeluh dong. Mimpi gak bisa digapai kalau cuma ngeluh. Gagal itu tandanya harus lebih semangat lagi, kalau nyerah gitu aja, gimana kamu bisa tanganin kegagalan berikutnya?" tuturnya pelan, diakhir pertanyaan yang membuat Shazy jengkel setengah mati.
"Kamu bisa ngomong kayak gitu karena kamu gak pernah gagal, iyakan? Masuk kampus dan jurusan impian kamu dengan mudah, bahkan kamu ngikutin ego kamu dengan embel-embel nguji kemampuan kamu dengan cara ikut tes masuk universitas lagi dan akhirnya lolos terus gak diambil. Cuma buat nguji kemampuan kamu padahal ego dan sifat sok-sokan kamu yang bikin kamu ngelakuin hal itu." Shazy mengatur napasnya setelah bentakkan itu terdengar cukup memekakkan telinga.
"Jangan pernah ajarin aku tentang kegagalan, kalau kamu belum pernah ngerasain semua yang kamu usahain dengan hasil yang kamu dapetin gak pernah berpihak sama kamu!" Itu kalimat terakhir yang keluar dari mulut Shazy, sebelum ia bersumpah tidak mau bertemu dengan laki-laki itu lagi.
_________
Efloresen
©2021 by levioura