chaos
2 story
VIRAGO [ON GOING] на themariannelle
themariannelle
  • WpView
    Прочтений 3,294
  • WpVote
    Голосов 151
  • WpPart
    Частей 82
Ini kisah tentang Hellen, manusia yang pelik buat dipahami. Aneh, random, cukup gila, galak, suka ngomong kasar, suka ngegas dan selalu mikir bahwa semua orang bakalan bisa memaklumi dia. Selalu semena-mena, sampai suatu ketika tertampar kenyataan bahwa dia tidak seistimewa itu di mata orang-orang. Semuanya mulai aneh semenjak kedatangan murid baru yang selalu bikin Hellen emosi, dan semenjak ada murid baru yang bikin Hellen kagum juga. Serta semenjak sahabatnya harus berpisah dengan dia. Semuanya berubah. Dan hanya dua pilihannya; Terjebak dan sedih? Atau belajar dan lanjut? Semua keputusan di tangan Hellen. Hellen harus memilih. Tapi yang jelas, apapun pilihannya - takkan sesederhana nama opsinya. *** "Mana tuh Hellen Miller anak Harkadirga yang paling ditakutin? Masa nangis?" - Kenneth "Hellen juga manusia, punya rasa punya hati." - Hellen (sambil nyanyi dan ngelap air mata.) "Lo manusia? Bukannya setan?" - Kenneth Warning: contains a lot of harsh words
Lacuna [END] на themariannelle
themariannelle
  • WpView
    Прочтений 6,129
  • WpVote
    Голосов 298
  • WpPart
    Частей 53
Lacuna (n). A blank space, a missing part. Maretha hanya seorang gadis dingin dengan sejumlah trauma. Pindah sekolah dan bertemu dengan banyak orang baru menjadi berita cukup buruk baginya. Terlebih lagi harus kecelakaan kecil saat hari kedua pergi ke sekolah. Rasanya ingin hilang saja dari bumi. Tapi siapa sangka hidupnya bisa berubah 180° di sekolah barunya. Terlebih lagi saat mengenal Lucas, si pria yang ternyata menabraknya tempo hari. Hidupnya sebenarnya tak jadi lebih baik, tapi tak lebih jadi buruk. Hanya berubah saja. Well, akankah Maretha bertahan untuk semua yang dia punya? Ataukah berubah sebagaimana seharusnya? "Bareng gue aja." Tawar pria itu sambil menatap serius ke arah Maretha. "Bareng apanya?" Tanya Maretha dengan polos. "Ya pulang lah." Jawabnya yang agak gemas dengan pertanyaan Maretha. Mendengar itu Maretha lalu menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Gue pulangnya sendirian aja. Gak mau ngerepotin elo." Jawab Maretha dengan agak tak enak hati. "Enggak. Pokoknya harus bareng gue." Pria itu membantah sambil memasang tampang garang yang menurut Maretha terlihat aneh. "Ga-" "Gak boleh ngebantah. Bareng gue. Ayo."