sadness
3 stories
In Blue  by penaathena
penaathena
  • WpView
    Reads 366
  • WpVote
    Votes 29
  • WpPart
    Parts 23
Pada akhirnya semua orang pasti akan merasakan yang namanya kehilangan. Namun bagaimana kita menyikapinya tergantung pada diri sendiri. Ada orang yang memilih untuk merelakan, ada juga orang yang memilih untuk tidak merelakan dan selalu menangisi kepergian mereka yang berharga. Dan Shankara Laksmada memilih untuk tidak merelakan. Anak itu lebih memilih untuk tenggelam dalam penyesalan dan selalu menyalahkan diri sendiri karena kepergian harta terbesarnya. Seorang kakak yang sangat hebat baginya. Bintang tidak akan hidup tanpa sinarnya bukan? Seperti halnya bintang yang tidak bisa hidup tanpa sinarnya, Shan juga tidak bisa hidup tanpa Reygasnya. Kini, hanya ada dirinya sendiri. Tanpa siapapun. Akankah ada seseorang yang dapat membantu Shankara untuk keluar dari lubang penyesalan ini?
Paint of Memories by penaathena
penaathena
  • WpView
    Reads 202
  • WpVote
    Votes 54
  • WpPart
    Parts 11
Hanya sepenggal kisah tentang Arthur Arcane De Amourre dan Arthur Kinala Antariksa yang berusaha mewujudkan dunia impiannya. Bagaimana cara agar dunia kelabu nya bisa berubah menjadi dunia yang penuh warna, damai dan penuh akan kebahagiaan? Apa kalian tau caranya? Bisakah kalian sedikit membisikkan cara menciptakan dunia itu? Beritahu sedikittt saja. Karena Arthur tidak ingin sendirian lagi. Tidak ingin merasakan kesepian lagi. Arthur ingin merasakan bagaimana rasanya dicintai dan dipedulikan. Jadi, bisakah kalian memberi tahu Arthur bagaimana caranya? ••• "Ar, janji ya, mulai sekarang kamu nggak akan pernah ninggalin aku?" Arcane menoleh lalu tersenyum manis, "Tentu saja, Art! Aku tidak akan pernah meninggalkanmu! Karena sekarang kita kan sudah berteman dan juga kita akan selalu bersama!" ••• "Kamu yang menyuruhku berjanji, tapi kamu juga yang pergi meninggalkanku"
Unfinished Love by penaathena
penaathena
  • WpView
    Reads 193
  • WpVote
    Votes 27
  • WpPart
    Parts 18
Aku kira semuanya telah usai sejak aku yang mengutarakan perasaanku dan kamu yang menolak ku setelah kita berdua lulus. Namun, sepertinya takdir kita tidak berhenti disana begitu saja. Senyuman indah yang kamu lontarkan padaku. Lagi lagi aku terjatuh, karena hal yang sama. Senyuman yang aku lihat, dan senyuman yang selalu kamu lontarkan padaku. Mungkin saat itu aku lebih memilih untuk tidak mengejar cintaku karena ada impian yang harus kukejar. Kini saat tiada lagi yang harus ku kejar selain perasaan yang kian membesar setelah pertemuan itu. Haruskah aku mengejarnya? Meluruskan kembali benang merah takdir diantara kita? Haruskah?