2
3 stories
30 Days Make Me Feel Your Love by gaachan
gaachan
  • WpView
    Reads 412,862
  • WpVote
    Votes 71,228
  • WpPart
    Parts 31
Meis temanku. Kami berteman sejak TK. Di mana ada Meis, pasti ada aku. Kami bersahabat dan saling berbagi apa pun. Aku menerima segala kekurangan Meis, dan dia pun maklum dengan tingkahku. Dia adalah sahabat yang paling baik, sahabat yang tak akan tergantikan seumur hidupku! Memang harusnya kami bahagia dan menjalani persahabatan kami yang polos dan murni itu dengan ceria. Namun nyatanya tidak begitu. Meis punya kakak cowok, kakak yang sangat Meis sayangi, yang selalu menjaga Meis dengan sepenuh hati. Tetapi... kakaknya berbeda dari Meis. Kakaknya super galak, ketus, tajam, dan sangat dingin. Tiap kali aku datang, dahinya selalu berkerut. Tatapan matanya tajam sekali, seolah mengulitiku hingga ke dalam-dalam. Mungkin sifatnya begitu termasuk pada orang lain, namun ternyata aku salah. Dia bertingkah jahat hanya padaku! Hanya padaku! Aku tidak ingin persahabatanku dengan Meis rusak hanya gara-gara masalah ini. Maka, dengan alasan apa pun, aku berjanji akan membuat kakak Meis, Kak Mias jadi baik padaku! Lihat saja nanti! - Mahiyang, 17 tahun OTW -
(Soul) Mate by nonalada
nonalada
  • WpView
    Reads 1,245,780
  • WpVote
    Votes 118,789
  • WpPart
    Parts 39
Aleah sulit menerima keberadaan sang tunangan yang sering menyebabkan hari-harinya porak-poranda, jadi dia mengusahakan 1001 cara agar perjodohan butanya dengan Darwin dibatalkan. Sayangnya, itu justru berakhir menyakitkan untuk dirinya sendiri. *** Aleah, staf marketing kantoran, tiba-tiba diminta menelepon anak kerabat mamanya. Dengan enggan, Aleah menuruti. Namun, ternyata dia menelepon seorang laki-laki yang sebelumnya Aleah pikir seorang perempuan karena nama panggilannya Awi. Saat itu juga Aleah kaget karena laki-laki itu rupanya adalah sang tunangan sekaligus staf IT di kantor yang sering bikin internet kantor lemot!
PERFECT BAD COUPLE (TERBIT)  by DianYustyaningsih
DianYustyaningsih
  • WpView
    Reads 27,382,574
  • WpVote
    Votes 1,665,846
  • WpPart
    Parts 93
Beberapa detik tatapan mereka beradu. Athur menajamkan tatapan saat Milla terus menatap matanya. "Jangan berani tatap gue!" "Kenapa? Mata lo sakit?" Bukan mundur. Milla malah semakin maju. "Jangan lihat mata gue!" tegas Athur memalingkan wajah. "Oo jadi lo itu sakit mata? Atau mata lo ada beleknya ya? Dih jorok." "Diam!" Milla tersenyum menantang. Ia pindah posisi di depan Athur sehingga cewek itu semakin leluasa menatap mata Athur. Milla mempertajam penglihatan. Ia penasaran, memang ada apa di mata Athur. "Mata lo baik-baik aja. Gak merah tuh," ucapnya bak seorang dokter spesialis mata. Athur menunduk menatap mata Milla penuh amarah. "Minggir." Satu kata keluar penuh penekanan. Bukan Milla jika segera mundur saat ada hal yang menyenangkan. Milla malah semakin maju dan menatap mata beriris hitam pekat itu. "Jangan-jangan mata lo katarak ya. Atau malah mata lo punya virus menular jadi orang lain gak boleh lihat mata lo," ucap Milla bernada berlebihan. Sampai-sampai ia membelalakan mata, membuka mulut serta meletakkan kedua tangan di pipi. Emosi yang sejak tadi Athur kendalikan kini sudah di ujung tanduk. Baru kali ini ada orang yang berani menatap matanya. Bahkan sedekat ini. Apalagi baru kali ini kata-kata dingin Athur tidak mempan. Saat semua orang menunduk ketika Athur mengedarkan pandangan. Milla berbeda. Saat semua orang takut untuk berbicara dengan Athur. Milla berbeda. Dan saat semua orang diam ketika Athur berbicara. Milla berbeda. Tatapan Athur lurus pada mata Milla. "Gue akan buat lo nyesel berani tatap mata gue!" tegasnya bernada mengancam.