"Ini pertama kalinya selama hidupku melihat benang takdir yang terpotong-potong. Hati-hati Satoru san, jangan terlalu meremehkan musuhmu, sekali mereka membuat perencanaan licik yang bisa menyudutkanmu, kau tidak akan bisa berkutik saat tetap meremehkan mereka." Ucapan itu dikatakan jauuh sebelum insiden Shibuya dimulai. Satoru tahu jika sosok 'miko' di hadapannya tidak sedang bercanda, tapi, dia melupakan fakta ini sampai tragedi Shibuya dimulai. Waktu dimana seorang Gojo Satoru dibuat tak berdaya.

Pemuda bersurai merah menyala itu bernama Akashi Seijuuro. Dia selalu punya cara agar tidak seorang pun berani membantah ucapannya. Entah bagaimana... dia seolah mempunyai sesuatu yang membuat siapa pun tidak bisa untuk tidak memberikan atensi padanya. Dan dia, tunanganku.

Senandika (se.nan.di.ka) n wacana seorang tokoh dalam karya susastra dengan dirinya sendiri di dalam drama yang dipakai untuk mengungkapkan perasaan, firasat, konflik batin yang paling dalam dari tokoh tersebut, atau untuk menyajikan informasi yang diperlukan pembaca atau pendengar. Menurutmu cara apa yang paling cepat untuk mengakhiri pertunangan sejak kecil yang direncanakan tetua keluargamu? Mengakhirinya karena cinta saat dewasa, atau ... Menunggu satu sosok menyerah dan mengakhirinya sendiri? Ah, atau justru, menunggu kematian orang itu? Mana yang lebih baik? Oh bagaimana kalau kau dengan sengaja menunggu sosok itu menghancurkan diri? Jadi, pilihan apa yang akan kau ambil? Ini tentang Miya Osamu. Pemilik kedai onigiri dan harapan yang nyaris tidak tersisa. Ini juga tentang Kaminaga Fuyuki, perwujudan dari masa lalu yang mengekang Osamu.