Devan Mahardika mencari belahan hidup nya. Sosok pria itu kesepian didalam ruang hampa yang ia ciptakan. Usia bahkan sangat matang untuk hanya sekedar memiliki kekasih. Devan hanya menikmati kekayaan dan tidak memiliki siapapun didalam hidup nya. Ia menyesal atas segala perbutan nya dimasa lalu. Atas kerja keras nya, Devan berhasil menemukan sesosok gadis yang dapat mengisi segala kehidupan nya. Gadis nama nya. Gadis adalah gadis desa yang berhasil memenangkan hati Devan karena tingkah nya yang random. Gadis Haristina. Ia tinggal disebuah desa dan pada akhirnya pindah kekota karena harus menempuh pendidikan kuliah. Ia bahkan tak menyangka jika harus bertemu dengan sosok Devan diusia nya yang harus banyak-banyak bermain.

Ketika lelaki yang ia cintai menolak pernyataan cintanya, Caca bertekad untuk menaklukkan hati lelaki itu. Lagipula, sebelum janur kuning melengkung, kesempatan cinta masih ada meskipun Edgar sudah memiliki kekasih. * * Caca, seorang cewek kelas XII SMA, diam-diam telah jatuh hati kepada sosok Edgar, barista sekaligus pemilik cafe tempat ia dan teman-temannya sering nongkrong. Meski ia tahu bahwa Edgar sudah memiliki Alisa di sisinya, Caca bersikeras untuk mendapatkan hati cowok itu. Awalnya Edgar hanya menganggap Caca sebagai adik dan pengunjung cafe namun dengan berjalannya waktu, ia mulai merasakan ada sesuatu dalam diri gadis itu yang menarik perhatiannya. Dan ketika Caca akhirnya memutuskan untuk move on, justru Edgarlah yang tidak rela dan mulai merindukan gadis yang bersikap seperti bocah dan selalu tidak mau kalah itu. Apakah ini berarti cinta Caca tidak bertepuk sebelah tangan? Lalu apa yang akan terjadi jika Alisa menyadari sikap pacarnya yang mulai berubah itu?

17+ (Bukan kawasan bocil) Namanya Sultan Pramungga. Panggil aja Sultan. Duda beranak satu ini, sangat sulit mendapatkan istri lagi setelah kepergian wanita yang dicintainya. umurnya sudah 28 tahun, tapi masih nyaman menduda. Namun, sekarang hari-harinya akan berwarna setelah bertemu wanita berusia 18 tahun, karena sebuah treagedi yang memalukan. "Bang dalemannya lima belas rebu tiga, ya?" ucap seorang Gadis yang menenteng sayuran. "Gak bisa neng." Sultan yang melihat wanita itu tertawa. Dalaman yang menurutnya sudah sangat murah malah ditawar dengan harga rendah. "Ambil aja warna yang kamu mau. Kalo perlu ambil semua, biar kamu mabok daleman," ucap Sultan membuat gadis itu tersenyum bahagia. "Woah! Terimakasih om Sultan!" ucap gadis itu girang. "Kok kamu tau nama saya sultan?" "Eh?" Setelah hari itu, mereka sering sekali bertemu tanpa terduga. ©Azhara Natasya 2021 Start: April 2021