Perihal mencintai mungkin terdengar sangat mudah, beda lagi dalam urusan melupakan. Ketika mencintai kita diajarkan untuk bisa menerima takdir, antara balas dicintai atau tidak mendapat balasan sama sekali. Ketika melupakan rasa nya sulit. Lebih sulit dari mengetahui fakta jika kita mencintai sesuatu yang tak bisa dimiliki . Kisah sepasang manusia yang dipertemukan dalam takdir takdir yang tak pernah mereka sangka. Start = 12 Februari 2019 End = 13 Juli 2019 "Seandainya dari dulu gue sadar"- Muhammad Rian Ardianto "Seandainya semua belum terlambat dan aku bisa memilh"- Mentari Rastika Aurora

Rian Ardianto, atlit paling pendiam di pelatnas yang selalu siap mendengarkan cerita Marsha Kiara Putri, jurnalis bawel yang bekerja di pelatnas. "makasih selalu mau dengerin aku, my human diary"

Renata Purinda, seorang mahasiswa kedokteran yang sedang mencari pekerjaan. Suatu saat dosen Renata memberi suatu lowongan pekerjaan, tanpa mengetahui dimana pekerjaan itu, Renata langsung mengambil pekerjaan itu. Tanpa ia sadari ia bekerja menjadi salah satu tim medis pelatnas PBSI.

Rian. Remaja irit ngomong yang gemar bermain tepok bulu angsa, dan misterius. Anya. Gadis dingin, minim ekspresi dan mempunyai banyak rahasia. Rian dan Anya Sepasang insan manusia yang dipertemukan oleh takdir. Mempunyai kesamaan rasa, yaitu sama sama kecewa, kehilangan dan merasa dunia tidak adil. Tanpa mereka sadar, mereka saling menyembuhkan luka, dan saling menguatkan, membangkitkan dan saling peduli. Hingga menimbulkan rasa cinta pada salah satunya, Anya, dengan sadar dia jatuh pada Rian. Namun, bagaimana jika Rian masih terjebak pada masalalunya? NOTE : cerita ini akan di update 1-2 kali seminggu. Di saran kan mengikuti cerita ini sampai akhir. Komen dan vote untuk memberikan apresiasi. Much love, Agnes.

[LENGKAP] Asian Games 2022, perlombaan multievent di Asia itu telah membuat duniaku jungkir balik. Tidak, sebenarnya tidak jungkir balik juga, hanya 50% berubah, tapi bagiku seperti 100% berubah. Aku yang seorang wartawan sepak bola di bawah naungan PSSI, alias pengelola berita di portal resmi PSSI, tiba-tiba saja dalam beberapa bulan ke depan jatuh di markas para crazy rich, Pelatnas Cipayung. Benar, tempat para pemain bulu tangkis melaksanakan pemusatan latihan nasional. Tentu semua orang tahu, atlet-atlet bulu tangkis milik Indonesia lebih banyak dikenal dunia dan bahkan merajai top 10 ranking BWF. Seperti tak percaya karena terlalu bahagia, siapa yang tak bahagia bisa bertemu atlet-atlet bulu tangkis kelas dunia? Kurasa semua bahagia, tetapi masalah justru tidak berhenti merundung hidupku.