"Papa pura pura sayang ya sama aku, 15 meniiitt aja. Biar aku tau rasanya punya papa yang sayang sama aku, walaupun cuma pura pura." Seena mengerti seperti apa kehidupan yang ia jalani saat ini. Sebuah kehidupan dengan dirinya sebagai peran utamanya, seorang protagonis yang penuh rasa sakit. Sakit yang ia topang sendiri, yang ia rasakan sendiri, dan yang tidak pernah ia bagi pada siapapun. Yang Seena tahu ia hanya harus berpura pura menjadi orang paling bahagia di dunia. Kemudian mengucapkan selamat tinggal jika ceritanya sudah mencapai akhir. Dengan atau tanpa bahagia. ''Tuhan, aku capek, sakit sekali.'' Ia merintih, tanpa tahu apakah ada yang mampu mendengar rintihannya saat itu.

Anrez menjelma menjadi seorang penjaga untuk Tiara. Menemani sang nona muda kemanapun ia pergi dan melakukan apapun yang Tiara suruh. Hanya sebatas majikan dan bawahan, tapi rupanya Tiara menyikapi hal itu lain. Ia menganggap Anrez adalah sosok malaikat untuknya. Disaat semua orang memperlakukan dirinya seperti seorang princes di negeri dongeng karena uang, Anrez melihatnya sebagai Tiara, gadis kesepian yang memang butuh kasih sayang. Namun siapa sangka, dibalik sikap hangat Anrez dia menyimpan begitu banyak kejutan dalam hidupnya yang serba sederhana. Semakin hari rasa penasaran Tiara semakin memuncak dan ia harus mendapatkan jawabannya. Sampai di satu titik tertinggi, Tiara seolah menjatuhkan seluruh tenaganya di satu tempat. Bahkan ia menyesal sudah mencari tahu!

''Kalau kita ada di sini, kemana Pandawa yang asli sekarang?!'' Waktu mendadak berhenti, semua orang tidak bergerak maupun bernapas. Hanya mereka, para Pandawa yang baru saja dipertemukan kembali oleh Sang penulis takdir, kebingungan di antara tiupan angin dan gempa bumi yang saling berusaha menjatuhkan kelimanya. Sampai akhirnya, dengingan hebat mengakhiri kebingungan itu. Pandawa terlempar ke masa sebelum perseteruan mereka terjadi. Dipaksa untuk kembali menjalani kehidupan 10 tahun yang lalu dimana mereka masih remaja SMA yang penuh masalah. Haruskah mereka bersyukur? Atau...menyalahkan takdir dan keadaan?

Bagaimana jika seorang wakil ketua osis terhormat seperti Anrez harus berurusan dengan murid nakal seperti Tiara? Muhammad Anrez Adelio, laki laki dengan segala sifat dinginnya, terpaksa mengikuti perintah Raja Giannuca untuk memaksa Mutiara Glassina Airlangga menyerahkan formulir estrakurikuler yang tertahan pada gadis itu. Tiara, gadis bar bar yang seperti tidak punya tujuan apa apa. Hidupnya bebas tanpa repot memikirkan masalah belajar apalagi nilai. Semuanya jelek dan Tiara tidak peduli. Namun, apa jadinya jika tiba tiba wakil ketua osis dingin yang selalu ribut saat bertemu Tiara itu, tiba tiba menawarkan sebuah pertemanan pada Tiara? Tiara selalu ingin tau, apakah Anrez pernah menyesal berteman dengannya.