"Fighting continuously is boring." "Do you wanna take a break from fighting?" "Let's try out friendship for a while." Korn and Wai, a surprising event bringing them to talk. Are they ready to be friends?? Is friendship gonna be enough when they get to know each other better???

Sebelum baca, jangan lupa follow akun aku dulu yaa! Biar kamu gak ketinggalan bab terbaru dan bisa ikutan nangis, ketawa, kesel, dan nyumpahin karakter bareng-bareng Cerita ini absurd. Tapi hati-hati... bisa bikin candu. --- "Awalnya cuma dijodohin. Akhirnya punya bayi. Tapi sepanjang jalan? Isinya ribut doang." "Woi, kentang!" "Gue bukan kentang! Gue Bian!" Begitulah hubungan mereka dimulai: rusuh, absurd, dan gak ada sopan-sopannya sama sekali. Bian adalah remaja pinter, teratur, dan punya mimpi hidup tenang tanpa ribut-ribut. Sampai tiba-tiba dijodohin sama Sagara-anak orang penting yang kelakuannya kayak nggak penting sama sekali. Sagara suka berantem, suka ngatain, dan paling jago bikin Bian naik darah tiap lima menit. Mereka kayak Tom & Jerry versi halal-sering ribut, tapi gak bisa jauh. Dari yang awalnya kawin karena terpaksa, jadi kawin karena... eh, tiba-tiba hamil. Ups. Ini bukan kisah cinta romantis yang manis. Ini kisah dua bocah keras kepala yang saling jatuh cinta sambil saling nyubit tiap malam. Kalau lo cari hubungan sehat dan dewasa, skip aja. Tapi kalau lo suka ngakak sambil nyesek Selamat datang di rumah tangga Sagara dan Bian. Mau tau kelanjutannya seperti apa? Yuk, baca sekarang. Dijamin ketawa, kesel, tapi nggak bisa berhenti!🤭💛 ---

BANTU PROMOSIKAN CERITA INI YA .. 🔞🔞 Terimakasih ... "Dia Langga adik sekaligus kekasih ku " Natan "Kamu milikku dan tetap menjadi milikku " Langga

WARNING BXB 🔞 "Sakit ke?" "Hah?" Adam tercengang. Tak faham apa yang dimaksudkan oleh pengawas itu. "Tu kaki kau, sakit ke?" Balasnya sambil menjuihkan bibir ke arah bukulali budak berkaca mata dihadapannya ini. Adam terus memandang bukulali. "Ouch!" Kini baru terasa sakitnya. "Sini aku tengok." Kata pengawas itu sambil tangannya sudah menyelak stokin Adam dengan pantas. Tak sempat Adam untuk menghalang. "Alah tak payahlah saya ok je." Kata Adam sambil cuba untuk memegang tangan pengawas yang berurat hijau itu. Jelas terasa kedinginan pada tangan pengawas di hadapannya ini. Mesti dia sudah lama berada di luar. "Ish degil! Biarlah aku tengok." Marah pengawas itu sambil mendecitkan bibirnya. Adam terdiam takut, setelah dibalas dingin. Matanya terpandang pula pada tanda nama yang terletak elok pada poket baju pengawas itu. "Zul.. Ilham?" Kata Adam perlahan. "A'ah. Nama aku Zul Ilham. Panggil Ilham je." Balasnya senada.