Setelah setahun bersama, siapa sangka masalah rumit justru semakin menampar hubungan Bianca dan Seno. Pasangan paling terkenal di SMA Sumaryon mereka itu tak sesempurna dari yang terlihat. Pertengkaran tak berujung-lah yang menghiasi hari-hari mereka. Belum pula tuntas, kehidupan Seno jungkir balik tepat di pagi dia mendengar ayahnya menembak mati dirinya sendiri. Sejumlah pertanyaan tentu membuntuti terlebih karena fakta bahwa sang ayah berhenti menelpon anak laki-laki itu sudah sebelum Seno mengerti arti perceraian. Dari sinilah, Seno mesti mengungkap semuanya, sekaligus mengurusi cewek merepotkan yang memiliki hatinya itu. "It will never work, we're not in good relationship." -Bianca Intan Aksani- #1 Semester Empat Quartet

Masalah Anditha sudah cukup banyak--terima kasih. Dia tidak butuh gangguan lain apalagi berupa seorang pemuda yang punya kecenderungan muncul di saat-saat tak terduga. Untung saja para pria Lukman lebih suka menyeret laki-laki itu ke dalam duel. Seiring waktu, di sela-sela keadaan yang memaksa mereka, Andi mulai membeberkan kematian tragis orangtuanya pada Gabrian Ikmaltito, anak sang detektif. Mereka pun terjun dalam penyelidikan. Selain serangkaian mara bahaya dalam pertemuan rahasia mereka, Tito mendadak mencemaskan Andi sehingga membuat laki-laki itu malah mencegah Andi melanjutkan. Namun, diculik dan sempat ditusuk pisau hanya semakin membuat Andi percaya bahwa bukan kecelakaan yang merenggut nyawa Papa. Pada usia tujuh belas tahun, Andi bersumpah akan mengungkap yang sebenarnya terjadi. Dengan atau tanpa laki-laki itu. #2 Semester Empat Quartet

#3 Semester Empat Quartet

Karena setelah malam itu, hidup Alex tak pernah sama lagi. #4 Semester Empat Quartet ______________________________ Sejak memasuki hari pertamanya di semester empat, Alexa Barton sudah tidak sabar ingin mengirimkan salam perpisahannya di buku tahunan. Tapi kesadaran akan betapa lama waktu yang masih harus ditempuh selalu mengendap di pikirannya, membuatnya kecewa dalam kebosanan. Ketika yang dibutuhkan Alex adalah lulus sekolah dengan selamat, keempat laki-laki membingungkan itu berdatangan dengan sungguh penasaran akan sosoknya. Kendala tak terduga yang siap menghabiskan waktu untuk mengikis pertahanan Alex dalam menyimpan kebenaran tentang dirinya. Membuat dirinya tanpa sengaja terekspos, semakin dikenal, dan akan sulit untuk tidak diingat di kemudian hari. Sebelas ucapan perasaan, perhatian penuh makna, bahkan lamaran yang terlalu dini membuatnya meringis. Sang teman yang tak henti memberi dukungan, namun sayangnya pada para laki-laki itu, juga mempersulit keadaan. Apa yang akhirnya akan Alex putuskan ditulis di buku pelampiasan?