Hyang wulan menjelma rupa gadis kemayu. Ia tersesat di satelit bentala. Separuh hayat telah balik asal, bak terjerat sarkofagus zaman megalitikum. Angan-angan bertebaran di cakrawala, merekat pada dinding helaian mega. Sesekali mereka mengacau, sebab tak kunjung menapaki bumi serta jemu hinggap pada insan yang asik menjamu lara. Eirene hanyut, terseret arus mala kala derasnya sapa nestapa. Namun, ia tetap angkuh meraih angan yang kian menjauh serta menghadapi insan-insan badung yang mengusik atma. Angannya terlampau primitif, yakni sekadar jenggama bergelimang puspa, bukan luka yang mengiris sadar. Hingga tenggatnya tiba, ia mesti memutuskan. Menghidupi derita yang tak diketahui kapan usai atau berlayar seorang diri menuju suryaloka dengan menggenggam mimpi-yang tidak diperlukan insan di bumi. Peringatan: Baca saja dengan sepenuh hati, di dunia ini kabut derita menerpa ribuan insan.

Memimpikan kehidupan yang indah bak Cinderella adalah hal yang umum terjadi pada perempuan. Itulah angan-anganku sejak kecil. Aku sudah lelah hidup bersama keluarga yang menganggapku sebagai budak. Kesempatan untuk mewujudkan angan-anganku datang saat Ether, sang Putra Mahkota, menggelar Pesta Pertama untuk mencari kandidat Putri Mahkota. Aku yang tidak memiliki apa-apa, tidak dapat berbuat banyak. Akan tetapi, keberuntungan berpihak padaku. Aku menemukan buku pemanggil Iblis, dan meminta diberikan kesempatan untuk mendekati Putra Mahkota. Semua itu kulakukan demi mengubah hidupku. Kejadian yang kualami selanjutnya pun berjalan seperti kisah Cinderella. Namun, Kakak Kembar yang sudah lama hilang, tiba-tiba muncul dan merebut sepatu kacaku di langkah terakhir menuju hidup baru. Haruskah aku mengorbankan kemanusiaanku demi merebut kembali sepatu kaca itu?

Liya Kim, memilih untuk meninggalkan Korea dan tinggal di Amerika. Pasca perceraiannya dengan Jung Joseok. Berbekal bakat modeling yang di milikinya, Liya sukses menjadi model ternama, di Amerika. Dia berjuang dari nol, untuk melanjutkan hidup, dengan semua luka yang pernah di torehkan oleh mantan suaminya. Lima tahun berlalu, hingga pada akhirnya, Liya memutuskan untuk kembali ke Korea. Yang dimana, keputusannya untuk kembali, membuatnya harus kembali bertemu dengan Jung Joseok, si penoreh luka terdalam dalam hidupnya. Entah ini takdir atau hanya kebetulan, tapi sepertinya semesta memang selalu mempunyai cara, untuk menyatukan keduanya.

Katanya Solo itu hangat, hangat tempatnya hangat juga penduduknya, tapi aku menemukan kehangatan lain dari kota Solo. Secangkir wedang uwuh, seblak dan es krim, jagung bakar di alun-alun, juga senyummu malam itu.