Tujuh setengah hari adalah Jiwoo dan Carmen menghabiskan waktu bersama. • • • [ Cawooz : Jiwoo x Carmen ] ❗WARN, GxG❗ - ⊰⁠⊹ฺ start : 01-12-2025. - ⊰⁠⊹ฺ end : -

[Let me know if there is a typo⚠️] [ No GxG❌] [Genre: Slice of life] Mini Chapter. ••• 🎨 Di atas kanvas putih, segalanya bermula. Sebuah titik. Sebuah goresan. Lalu perlahan, warna-warna bertemu dan bertaut, menciptakan dunia yang tak pernah ada sebelumnya. Baginya, melukis bukan sekadar hobi. Itu adalah cara untuk berbicara saat kata-kata tak lagi sanggup mengungkapkan isi hati. Setiap sapuan kuas adalah bisikan rahasia, setiap warna adalah emosi yang selama ini terpendam. Namun setiap awal selalu membawa akhir. Dan kini, saat kanvas terakhir terbentang di hadapannya, Saat tangan mulai gemetar, saat palet kehilangan warnanya. Ada pertanyaan yang tak bisa dihindari: Jika ini adalah lukisan terakhir, apa yang ingin kau abadikan? • • • [100% fiksi, tidak ada sangkut-pautnya di dunia nyata, harap kebijakan pembaca] Fanfic. #1 hearts2hearts (07/22/25

Carmen Elleara (10 tahun), anak bungsu keluarga Winasa, hidup di tengah kemewahan dan kesunyian. Di saat ia seharusnya dibimbing, Carmen justru dibiarkan sendirian. Keluarga Winasa- yushi(ayah) Yoona(ibu), Jiwoo, Yuha, Stella, Anna, juun, ivana, dan yeon(kakak-kakak)-terlalu sibuk dengan urusan dan ambisi mereka, sehingga mereka sangat jarang memperhatikan Carmen. Namun, Carmen menyimpan sebuah rahasia besar yang bahkan ia sendiri tidak sadari: ia mengidap CIPA (Insensitivitas Kongenital terhadap Rasa Sakit). Karena tidak pernah merasakan nyeri, Carmen hanya bisa diam ketika ia terluka. Ketiadaan keluhan rasa sakit ini justru diartikan sebagai kepatuhan dingin atau keanehan oleh kakak-kakaknya yang acuh tak acuh. Dibiarkan menghadapi dunia tanpa rasa sakit fisik dan tanpa kehangatan emosional, Carmen belajar bahwa pengabaian adalah bentuk rasa sakit yang paling mematikan. Inilah kisah tentang anak yang tidak pernah mengerti mengapa ia berbeda, dan mengapa kehangatan di rumahnya terasa jauh lebih menyakitkan daripada goresan manapun.

Kyra Choi, aktris papan atas dengan karier gemilang, tiba-tiba terjerat skandal yang menghancurkan citranya di mata publik. Saat mabuk di sebuah bar, takdir mempertemukannya dengan Letnan Satu Carsen Lee, seorang tentara yang sedang cuti bertugas. Tentara itu membawanya ke hotel demi keselamatannya. Namun ternyata setelah kejadian itu, mereka dihadapkan dengan kehidupan yang sama sekali tak pernah mereka rencanakan.

[Dalam Tahap Revisi] "Saya terima nikah dan kawinnya Agni Candrasa Eka Pertiwi binti Hanung Wiratama dengan mas kawin tersebut, tunai." Satu tarikan nafas aku menjawab. Berkat menghafal berminggu-minggu. Kisah ini kutulis ulang dengan suasana yang berbeda, semoga tidak mengurangi kesan yang dulu atau bahkan hingga saat ini melekat diingatan. Kisah ini harus lebih baik, dari segi bahasa dan penataannya. Sebab aku ingin, kisah ini melegenda, terkhusus untuk istri, anak-anak, dan cucuku kelak. Melalui kisah ini, seorang Gibran Angkasa Nusa hanya ingin mengajarkan kepada anak dan cucunya perihal nasionalisme juga untuk menceritakan bagaimana hebatnya istriku, ibumu, atau mungkin nenekmu. Selain itu, aku juga ingin Agni menyadari bahwa ia begitu hebat dalam mendampingiku.

Jiwoo dan Carmen adalah sepasang kekasih yang tinggal bersama di sebuah apartemen. Jiwoo digambarkan sebagai sosok dingin, cool, kalem, sekaligus posesif, tapi hatinya selalu lembut dan penuh perhatian. Sedangkan Carmen adalah gadis ceria, manja, kocak, dan penuh energi, meski diam-diam menyimpan sebuah rahasia besar [Prolog......] Bagi Jiwoo, dunia selalu terasa sunyi. Sampai Carmen datang, dengan tawa berisiknya yang mampu mengisi setiap celah hampa dalam hidupnya. Hari-hari mereka penuh dengan hal sederhana-sarapan bersama, belajar berdua, saling menggenggam tangan di kelas, bahkan bertengkar kecil hanya karena es krim. Jiwoo tak pernah menyangka, semua kebersamaan itu akan jadi bagian terindah yang tak tergantikan. Karena tanpa ia sadari, di balik senyum ceria Carmen, tersimpan sesuatu yang perlahan menuntun mereka pada ujian terbesar dalam hidup. Dan saat waktunya tiba, hanya satu yang Jiwoo tahu- Ia tak akan pernah melepaskan gadis itu, meski seluruh dunia memaksanya untuk menyerah.

Membuatmu tertawa adalah salah satu tujuanku Note : tidak ada sangkut pautnya dengan para karakter ya everybody ini semua real my imagination hihi Happy Reading 😁

Magang seharusnya menjadi langkah awal karier. Tapi bagi Carmen dan Hana, ini justru awal dari dunia dominasi, hierarki, dan keinginan yang samar antara perintah dan godaan.

cek aja Di larang menjiplak ⚠️ Tidak ada sangkut pautnya sama di kehidupan nyata ya ⚠️jika ada kesamaan kata atau latar belakang sama cerita lain mohon di maafkan atau di beri tahu,karna ini cerita murni ide sendiri.

Di balik gemerlap rumah megah itu, tidak ada tawa yang hangat, tidak ada pelukan yang menenangkan. Hanya suara langkah kaki yang menggema di lorong-lorong sepi, menandakan betapa asingnya rumah yang disebut "keluarga". Orang tua mereka terlalu sibuk mengejar angka, saham, dan pertemuan bisnis hingga lupa bahwa ada delapan jiwa kecil yang menanti kasih sayang. Namun, meski keduanya masih terikat dalam satu ikatan pernikahan, cinta mereka telah lama pudar. Hubungan yang renggang membuat mereka hanya sekadar berbagi atap tanpa hati. Carmen, sang putri pertama, menyadari betul kehancuran itu. Di usianya yang masih muda, ia dipaksa menanggung beban terlalu besar: menjadi kakak sekaligus pengganti orang tua bagi tujuh adik perempuannya. Ia berusaha tegar, menahan air mata di hadapan mereka, meski hatinya sendiri hancur berkeping-keping. Delapan jiwa itu tumbuh dalam kemewahan, namun kehilangan sesuatu yang paling mendasar kasih dan pelukan dari orang tua. Di antara kesepian dan luka yang tersembunyi, Carmen tahu satu hal: ia harus melindungi adik-adiknya, meski itu berarti mengorbankan dirinya sendiri. Karena pada akhirnya, hanya mereka yang saling punya. Delapan jiwa... tanpa pelukan.