[SEMI-HIATUS SEMENTARA KARENA KESIBUKAN PENULIS] - Draco Malfoy menerima surat misterius di manor, yang ternyata merupakan surat kenangan. Namun, isi kertas kenangan ini mengejutkan - ini menunjukkan dia akan menikah dengan seorang Darah Lumpur, sesuatu yang tidak boleh terjadi menurut keyakinannya. Saat dia sedang mencari cara untuk mencegah hal ini terjadi, seorang gadis tiba-tiba menculiknya dan membawanya pergi dari manor. Saat dia menggali masa depannya lebih dalam, dia menyadari bahwa kebenarannya jauh lebih kompleks daripada yang dia pikirkan sebelumnya. note: penulis baru saja melahirkan dan sedang sibuk mengurus bayi newborn. harap maklum jika cerita ini tidak rutin update, atau tidak memiliki jadwal update tertentu.

"Lucius Malfoy. Dengan semua tindak kejahatan yang kau lakukan, berdasarkan keputusan persidangan Wizengamot akan menjalankan hukuman mati. " "Narcissa Malfoy nee Black. Anda memang bukan pelahap maut, tapi anda ikut andil dari beberapa penyerangan pelahap maut, anda juga merupakan otak di balik masuknya pelahap maut ke dalam Hogwarts. berdasarkan hasil persidangan Wizengamot kau akan menjalankan hukuman mati." "Draco Lucius Mal-" **** "DIA MELARIKAN DIRI!!!" Seru kepala Auror. "Siapa?" "Draco Malfoy berhasil melarikan diri!" Kingsley Shacklebolt berdiri dari bangkunya. "Find him and- ".... Kill him!" *** Draco Malfoy berdiri dengan pakaian lusuh dan rambut kusamnya, sedang tangannya memeluk sebuah buntalan berisi kehidupan. Mata perak itu menatap seorang gadis berambut coklat di hadapannya dengan amarah yang dingin. "Kalian pikir kalian andalah pahlawan, Granger? Kau pikir kalian berdiri di sisi cahaya?" Draco Malfoy bertanya dengan dingin. "Yeah benar, tangkap aku dan bunuh semua pelahap maut sampai ke akarnya. Aku yakin Potty akan menganggap bayi kecilku juga ancaman dan membunuh dia." Tangan pucat itu membuka buntalan di pelukannya. Seorang bayi kecil berambut pirang dan mata perak melihat ke arah Hermione Granger dengan tatapan polos. "Dia.... Dia yang hanya kupunya." Bisik Draco putus asa.

It's been 10 years since Hogwarts. 10 years since since the war ended. 10 years since Hermione Granger has felt anything remotely close to love. And 10 years since Draco Malfoy has been obiliviated by her. Imagine the set of events that takes place when Hermione Granger runs into a familiar blond bloke in Muggle London, who doesn't quite remember who she is except for the warm brown eyes that have seemed to held him captive for the last 10 years, haunting him in his sleep. The problem is, Draco can not remember anything about her, not even when he sees a small girl right by her side who calls her ''Mum" But Hermione remembers everything her heart felt when she had loved him beyond infinity ten years ago. Maybe even still. [ post hogwarts alternate universe, 10 years ] ©aussentrist (2019) @dramioneserendipity (instagram)

"What brings you here, Malfoy?" Hermione questioned the man in front of her, perplexed. "Is that how you greet an old friend, Granger?" Draco smirked as if they were . . . actually friends. "I do not have time for your nonsense tricks, Malfoy. Feel free to leave my office if you're only here to annoy than to be at any help." Hermione gritted her teeth but composed herself even if she's completely puzzled about Draco Lucius Malfoy, being here, in her office. "I have come to collect," Draco smiled at Hermione with complete satisfaction in his face, "Granger." Draco leaned closer to the woman in front of him. NOTE: THIS IS ONLY A FAN FICTION FOR DRAMIONE. I DO NOT OWN ANY OF THE CHARACTERS, SPELLS, AND SETTINGS USED. EVERYTHING IS OWNED BY J.K. ROWLING AND THE WORLD OF HARRY POTTER.

Dunia Sihir dihebohkan dengan fenomena "Marking". fenomena ini konon dulunya adalah sebuah kutukan dari penyihir hebat Merlin karna Merosotnya angka pernikahan di Dunia sihir. Tertulis dalam sebuah buku kuno "Marking adalah cara Merlin untuk mempertemukan belahan Jiwa yang belum bersatu, dan barang siapa yang menolaknya maka sama saja memilih Mati"

Setelah lima belas tahun penantian dan kesabaran yang tak putus, akhirnya Hermione tahu seperti apa rasanya cinta yang sesungguhnya. Cinta memang tak selalu datang tepat waktu-tapi kadang, yang datang terlambat justru paling layak untuk ditunggu. Terlebih saat cinta itu datang dari Draco Malfoy, pria yang dulu tak terduga menjadi harapan barunya. Draco menawarkan bukan hanya cintanya, tapi juga sebuah kesempatan kedua-untuk membangun kembali hidup yang pernah hancur berkeping-keping. Mature Content Cerita Dramione keduaku, yang rencananya dibikin short story Another Dramione story : PLAYING BY THE FATE (complete) and also write Lumione Story : MALFOY HERITAGE Can't get enough Malfoy Man... kkkk Pemilik karakter dan nama hanya milik Madam JK Rowling seorang

[ SLOW BURN ] Semua berawal ketika perang sihir dimenangkan oleh Voldemort, dan golden trio mati tanpa adanya jasad yang ditemukan. Draco Malfoy- sosok yang sangat setia dengan Pelahap Maut-pun mendapat kekuasaan tertinggi di bawah satu tingkat penyihir gelap itu. Namun kesetiaan Malfoy muda itu harus berakhir ketika tunangan dan ibunya harus dibunuh tanpa alasan yang jelas. Dia kemudian melakukan pernjalanan wantu untuk mengubah segalanya dan berbalik arah melawan Voldemort. Sampai ketika Draco mendarat di satu tahun yang lalu, dia menemukan sosok Granger yang berada dalam keadaan sekarat. Hermione Granger- gadis emas Gryffindor yang ikut mati bersama kedua sahabatnya karena membela Orde. Disclaimer: Harry Potter karya J.K Rowling ⚠️Warning: Beberapa part mengandung violence, harsh word, sexual content, mental illness, rape, abuse, lgbt+ Cover by irinakulish_fanart #2 dramione ( 5-4-2022 )

[DRAMIONE FANFICTION] Character Belong To Jk.Rowling Hermione tidak ingin menikah, tetapi keinginannya itu berubah saat dia bertemu dengan Draco Malfoy. Matchaloverice

[DRAMIONE INDONESIA] ps. aku saranin kalian baca part I dulu biar nyambung ceritanya. -------- Draco Malfoy, terus menjauh, tanpa kabar meninggalkan Hermione. Ia merasa sangat putus asa, bayinya tumbuh semakin besar namun sampai detik ini Draco menghilang. Lucian Bole, selalu menjadi pundak untuk Hermione. Menemani masa-masa gelapnya. Perang kembali terjadi, kali ini bukanlah Voldemort peran utamanya. Hermione melihatnya kembali, dia menjadi super powerful. Dingin. Dan sadis. Dan lupa akan semua memori mereka berdua. ***

Hermione felt the pounding in her ears again. She would see him for the first time since the Great Hall, gaunt and stricken at the Slytherin table with his mother clutching his arm. She hadn't meant to look for him. Not in the corridors, not beneath the white sheets of the fallen, not on the way to the Chamber of Secrets with Ron, but she was a stupid girl.