Inihujann_
- Reads 2,215
- Votes 81
- Parts 2
"Semua manusia terlahir sebagai bintang. Mereka punya sinarnya masing-masing yang intensitasnya memang gak pernah sama, tapi justru itu yang buat istimewa"
Terlahir sebagai anak kembar tak serta merta membuat Mahen dan Mahesa tumbuh dengan kepribadian yang sama. Meski wajah keduanya bak pinang dibelah dua, tapi mereka tetaplah dua jiwa yang berbeda.
Mahesa tumbuh dengan ketenangan dan kecerdasannya.
Dan Mahen tumbuh dengan keceriaan dan kebadungannya.
Namun, tampaknya orang-orang lupa. Bahwa meski wajah keduanya bak pinang dibelah dua. Mahen dan Mahesa tetaplah dua orang yang berbeda. Mereka tidak akan pernah bisa jadi sama sepenuhnya.
Mahen berkali-kali mendengar orang-orang mengeluh karena dia yang tumbuh sangat jauh berbeda dari Mahesa. Dan berkali-kali pula Mahen mendengar orang-orang memintanya untuk meniru Mahesa.
"Liat tuh, Mahesa."
"Tuh, tiru Mahesa."
Mahen sampai muak sendiri. Kenapa dia selalu dituntun untuk menjadi bayang-bayang Mahesa? Mahen juga ingin dilihat sebagai Mahen bukan sebagai Mahesa. Tapi apa mungkin dia bisa terlepas dari bayang-bayang kembarannya itu, bila faktanya sinar Mahesa akan selalu jauh lebih terang dari sinarnya.