ThelmOph_
- Reads 1,784
- Votes 337
- Parts 16
Selama 4 tahun terakhir, Alya Nafeesa Perfaiz memfokuskan diri pada kariernya sebagai Psikolog Klinis, meski tekanan untuk segera menikah terus datang dari orang tuanya. Di usia 26 tahun, ia merasa belum ingin membuka hati, apalagi setelah ditinggalkan tanpa kejelasan oleh seseorang yang sempat mengisi hatinya. Alya mungkin sudah melupakan hubungan yang menggantung itu jika saja lelaki yang sama tidak muncul secara tiba-tiba dalam hidupnya dengan sikap seolah tak pernah ada luka yang ditinggalkan.
Di usia yang baru menginjak 28 tahun, Adnan Nazriel Rachard telah menikmati puncak kejayaan-seorang dosen, aktuaris, sekaligus pemilik kedai kopi. Hidupnya nyaris sempurna, dipenuhi ambisi dan jadwal yang tak pernah longgar, hingga ia tak pernah menyisakan ruang untuk memikirkan cinta. Namun, sebuah pertemuan tak terduga dengan Alya-perempuan yang pernah menjadi bagian dari hidupnya 4 tahun silam-membuka kembali pintu kenangan yang telah lama diabaikan.
֍
"Naf?"
"Tolong, jangan bersikap seakan-akan kita dekat. Dan berhenti memanggil saya dengan nama itu."
"Kita memang dekat kan, Naf."
֍
KISS AND MAKE UP: When the emotion and reason unite
֍
PERHATIAN: Seluruh tulisan dalam cerita ini murni ditulis oleh pemilik akun. Tidak ada indikasi plagiarisme terhadap alur cerita maupun informasi, kecuali hasil riset yang telah melalui parafrase. Namun, tidak menutup kemungkinan atas kesalahan informasi yang terdapat di dalamnya sehingga penulis menerima kritik dan saran secara terbuka. Harap bijak dalam membaca dan berkomentar.